Padang (ANTARA News) - Pengamat Ekonomi dari Universitas Bung Hatta (UBH) Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Dr. Syafrizal Chan, berpandangan bahwa salah satu langkah untuk mengantisipasi dampak krisis di Yunani, maka pemerintah harus memperkuat sinergi kawasan ekonomi perhimpunan bangsa Asia Tenggara (Asean).

"Kalau pemerintah terus mempekuat sinergi kawasan ekonomi Asean, seperti dengan Malaysia, Thailand dan lainnya, tentu akan lebih baik. Tujuannya saat terjadi krisis keuangan sehingga bisa saling mendukung," kata Direktur Pasca-Sarjana UBH, Syafrizal Chan ketika diminta tangkapan di Padang, Sabtu.

Menurut dia, upaya perkuat sinergi antar negara Asean itu, merupakan langkah cukup bagus dalam upaya menepis dampak krisis keuangan ketika terjadi, baik dalam negeri atau skala global.

Sebab, posisi Indonesia masuk ekonomi global sehingga saat terjadi krisis pada suatu negara, baik di Asean atau di Eropa jelas akan ada imbas terhadap ekonomi nasional.

Jadi, katanya, ekonomi nasional punya keterkaitan ekspor dan impor dengan keuangan global dan tak tertutup kemungkinan ada dampaknya.

Apalagi, posisi perdagangan Indonesia dengan kawasan Eropa cukup tinggi, seperti komoditi kakao, karet, kopi dan lainnya, tentu akan terkena dampaknya.

Kendati krisis di Amerika Serikat (AS) mulai bangkit, terlihat dari belanja konsumennya sehingga membuktikan Presiden Obama cukup bagus bisa keluar cepat dari kemelut krisis financial tersebut.

Namun, katanya, Euro mulai melemah karena krisis keuangan yang melanda Yunani --karena beban hutang yang besar--.

Fakta itu, tentu bisa berpengaruh terhadap pergerakan ekspor dan impor, makanya harus menjadi perhatian pemerintah.

Menurut Syafrizal, pemerintah harus terus memantau pergerakan devisa, meskipun saat ini masih cukup bagus dan kurs yang masih sulit menguat dari posisi 9.250 yang rentan untuk fluktuatif.

Terkait, di bursa dunia lebih banyak merosotnya kalau tidak diwaspadai bisa berimbas ke saham nasional.

Selain itu, perlu dipantau pergerakan pasar keuangan supaya uang `panas` yang banyak masuk belakangan ke Indonesia tidak lari keluar.

Syafrizal juga berpandangan, Indonesia harus melirik negara Asean sebagai tujuan ekspor komoditi andalan dan tak terfokus ke sejumlah negara eropa, guna mengamankan devisa.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010