Padang (ANTARA News) - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Marlis Rahman menyarankan kepada generasi muda Indonesia-Malaysia perlu menggali akar budaya serumpun yang telah dimiliki selama ini untuk memperkuat tali persaudaraan kedua negara.

Hal ini disampaikan Gubernur Sumbar, seperti disampaikan Sekdaprov Mahmuda Rivai pada acara pembukaan Jambore Budaya Serumpun Indonesia-Malaysia (JBSIM) di Bumi Perkemahan Instano Pagaruyung Tanah Datar, Selasa.

Menurut dia, jambore ini hendak bisa memperkuat hubungan silaturrahim dan semakin memumbuhkan komunikasi yang harmonis dan jujur antara negerasi muda Indonsia-Malaysia, baik masa kini dan masa mendatang dalam merajut budaya serumpun.

Selain itu, bisa dijadikan wadah bagi generasi muda negara serumpun untuk lebih mengenali nilai-nilai akar budaya yang sudah dimiliki selama ini.

Menggali akar budaya sangat penting bagi generasi kedua negara, karena begitu tinggi nilai-nilai adat dan budaya yang telah ada selama ini.

Oleh karena itu, katanya, Permprov Sumbar memberi apresiasi terhadap inisiatif dan semangat kebersamaan yang telah mendahului terlaksananya kegiatan JBSIM di Bumi Perkemahan Pagaruyung.

Sebab, kedua negara ini mempunyai banyak kesamaan, yakni akar budaya, sejarah kerajaan dan agama, bahkan keturuann yang sama.

Kesamaan tersebut, katanya, masyarakat Malaysia merasa tidak asing kalau berada di Indonesia, terutama di Sumatera Barat. Begitu juga sebaliknya, orang Minang di negara jiran tersebut.

Jadi, berbagai ivent yang akan ditampilkan selama pelaksanaan JBSIM, hendaknya bisa menyemarakan kegiatan sehingga generasi muda Malaysia akan mengenali budaya yang ada di daerah ini.

Oleh karena itu, katanya, berbagai aspek untuk memperkuat negara serumpun mesti terus ditingkatkan sehingga tidak lepas dari percikkan konflik maupun kepentingan poltik.

"Kita ucapkan selamat datang bagi peserta Pengakap Malaysia sehingga bisa menikmati alam Sumbar yang mempesona dan gemilau dengan budaya dan peraban yang sangat tinggi," katanya.

Ia menambahkan, semoga kehadiran peserta Pengakap Malaysia memberi pencerahan dan warna untuk tumbuh berkembangnya gerakan kepanduan di daerah ini.

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Azrul Aswar mengatakan melalui JBSIM sehingga generasi muda bisa saling kenal dan memahami budaya yang ada.

Terkait, melihat dari kemajuan transportasi jarak kedua negara tidak lah jauh, tapi pengaruh kemajuan globalisasi sehingga yang serumpun itu tidak lagi saling kenal mengenal dan menghayati budaya masing-masing.

Oleh karena itu, katanya, Pramuka, Pengakap dan Pandu Putri bersepakat melaksanakan JBSIM dengan tujuan untuk mecapai tujuan di atas.

Jadi, kegiatan yang akan berlangsung selama lima hari (8-12/6) disesuaikan dengan sasaran dan tujuan yang akan dicapai tersebut.

Azrul mengatakan, meskipun kegiatan ini namanya JBSIM tetapi tidaklah persis dengan organisasi kepanduan yang ada. Kegiatan JBSIM dibagi pada tiga kegiatan, pertama yang berkaitan dengan kegiatan tradisional kepanduan tetapi jumlahnya sepertiga dari kegiatan yang dilaksanakan.

Sedangkan kegiatan kedua dari isi JBSIM akan mendiskusikan, tukar pikran dan menyaksikan atraksi budaya yang tujuan bisa saling mengenal dan memahami.

Sedangkan sepertiga dari kegiatan JBSIM, akan menjadi ajang darma wisata untuk melihat keindahan alam Sumatera Barat, karena konon kabarnya banyak tempat-tempat saudara-saudara dari Malaysia di daerah ini.

JBSIM dibuka secara resmi Menteri Olahraga Andi Alfian Malaranggeng, berlangsung mulai 8-12 Juni 2010 diikuti peserta dari Pengakab Malaysia sebanyak 617 orang, Pandu Putri Malaysia 60 orang, dan Pramuka Indonesia dari berbagai provinsi sebanyak 1.100 orang.

Hadir dalam pembukaan tersebut, Ketua Menteri Malaka, Datuk. Seri M Ali bin M Rustam, Ketua Pengakap Malaysia, Datuk Seri M Syafie Bin Salle, Ketua DPRD Sumbar, Yulteknil, Bupati Tanah Datar, Shadiq Pasadigue dan unsur muspika lainnya.(*)
(Ant/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010