Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat pagi stabil dalam kisaran sempit, karena pelaku pasar ingin mengetahui lebih jauh mengenai pemulihan ekonomi global terutama di Amerika Serikat.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik dua poin menjadi Rp9.220-Rp9.230 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.222-Rp9.232.

Dirut Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga di Jakarta, Jumat mengatakan, pelaku pasar belum aktif bermain di pasar, meski pasar saham Amerika Serikat membaik, yang diikuti oleh bursa regional, namun minat beli relatif masih kecil.

Hal ini disebabkan defisit perdagangan AS melemah dan tingkat pengangguran yang mengecewakan membayangi pelaku pasar untuk lebih hati-hati bermain di pasar, katanya.

Selain itu, euro yang juga naik terhadap dolar AS hingga mencapai 1,2122 dari sebelumnya 1,1975, merupakan faktor pendorong bagi rupiah untuk menguat lebih besar.

Pelemahan dolar terhadap euro, karena pelaku pasar asing keluar dari dolar yang dinilai paling aman ke mata uang berisiko yang memberikan imbal hasil lebih tinggi, ucapnya.

Ia mengatakan, rupiah sejak tiga hari bergerak dalam kisaran sempit, meski ada faktor positif yang mendorong untuk bergerak naik, namun pelaku masih belum mengantisipasinya.

Pelaku pasar khawatir dengan krisis keuangan Eropa yang telah merembet ke negara lain, akibat meningkatnya krisis tersebut, ucapnya.

Rupiah sebelumnya sempat terpuruk hingga mendekati angka Rp9.400 per dolar, namun kembali menguat, akibat Bank Indonesia melakukan intervensi sehingga posisi berada dibawah angka Rp9.200 per dolar.

Kemudian rupiah kembali melemah hingga sampai saat ini masih berada di atas Rp9.200 per dolar, meski ada isu bahwa pelaku asing akan kembali masuk ke pasar domestik, karena pasar Asia khususnya Indonesia merupakan pasar yang dapat memberikan nilai tambah, tuturnya.

Rupiah, menurut dia ke depan akan semakin baik dan akan dapat mencapai angka Rp9.200 per dolar pada pekan berikutnya, karena sentimen positif makin mendekati pasar domestik.

Masuknya pelaku asing untuk bermain di pasar saham dan pasar uang merupakan faktor yang mendorong kedua pasar tersebut tumbuh, meski pelaku asing saat ini hanya melihat dan menunggu pasar bergerak lebih baik, katanya.
(CS/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010