Singapura (ANTARA News) - Harga minyak mereda di perdagangan Asia Jumat karena melemahnya produksi pabrik China pada Mei yang mengurangi sentimen investor, kata sejumlah analis.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juli, turun 32 sen menjadi 75,16 dolar sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Juli kehilangan 31 sen menjadi 74,98 dolar.

Produksi industri dari jutaan pabrik dan bengkel di China meningkat 16,5 persen pada Mei, lebih lambat dibandingkan dengan kenaikan 17,8 persen pada April, kata Biro Statistik Nasional Jumat.

"Kemungkinan ada sejumlah peringatan yang diakibatkan data produksi industri China, yang turun tipis dari yang diperkirakan," kata analis minyak ANZ bank, Serene Lim, dikutip AFP.

"Namun secara keseluruhan angka-angka perekonomian mereka terlihat kuat dan ada sejumlah risiko overheating," kata perempuan itu.

China merupakan konsumen minyak terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat, dan data perekonomiannya kini berdampak signifikan terhadap pasar minyak mentah.

Lim mengatakan investor investor juga sedang mengambil untung setelah harga minyak mentah naik dalam sesi-sesi belakangan ini.

Pada Kamis, Lembaga Energi Interasional menaikkan perkiraannya untuk permintaan minyak global pada tahun ini sebesar 60.000 barel per hari menjadi 86,4 juta barel per hari. Data ekonomi di engara-negara maju menunjukkan lebih kuat dari yang diperkirakan, katanya.

(Uu.SYS/A023/Z003/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010