Kandahar, Afghanistan (ANTARA News) - Sebuah bom pinggir jalan merobek seluruh badan bus mini di daerah panas Afghanistan selatan, Kandahar, Jumat, menewaskan sembilan penduduk sipil, termasuk wanita dan anak-anak, kata seorang juru bicara provinsi kepada AFP.

Kendaraan itu menabrak bom yang ditanam di jalan raya di distrik Maywand di provinsi itu, setelah meninggalkan Helmand, tetangganya, kata Zalmai Ayobi, juru bicara provinsi Kandahar kepada AFP.

"Sembilan warga sipil tewas dan delapan lainnya terluka," kata Ayobi.

Lima korban luka dalam kondisi kritis dan telah diterbangkan oleh pasukan NATO ke satu rumah sakit militer.

Tiga korban cedera lainnya dibawa ke rumah sakit lokal Kandahar, katanya menambahkan.

Di antara yang tewas terdapat empat wanita, tiga anak-anak dan dua pria, kata Ayobi.

Kandahar sedang fokus pada pembangunan besar-besaran yang dilakukan oleh pasukan militer yang dipimpin Amerika Serikat, untuk mengusir Taliban dari kubu pertahanan mereka dan mengakhiri pemberontakan berdarah mereka, yang dimulai setelah invasi AS pada 2001 yang menggulingkan rezim garis keras mereka.

Namun dalam isyarat terbaru terdapat kesulitan dalam perang, kata Jenderal Stanley McChrystal, Kamis. Perang tersebut dinilai bergerak lebih lamban daripada yang direncanakan semula.

Perkiraannya itu meneruskan komentar-komentar wakilnya di selatan, yang mengisyaratkan bahwa Kandahar memberikan tantangan lebih besar ketimbang yang diperkirakan, di tengah kurangnya pasukan keamanan Afghanistan dan keragu-raguan penduduk setempat.

Kementerian dalam negeri Afghanistan mengecam serangan Jumat yang dilakukan para teroris terhadap bus mini Toyota itu sangat kejam, dan mempersalahkan insiden pada "musuh Afghanistan" - istilah yang sering digunakan untuk merujuk pada gerilyawan Taliban.

Bom-bom itu dikenak sebagai bom rakitan (IED), yang merupakan senjata pilihan gerilyawan untuk berperang menghadapi pasukan NATO yang dipimpin AS.

Kelompok garis keras menanam bom rakitan itu dipinggir-pinggir jalan untuk mengakibatkan jatuhnya korban dari pasukan Afghanistan dan asing.

Peledakan biasanya dilakukan dengan remot kontrol, dan bom-bom itu bisa saja menghantam kendaraan sipil.

Bom rakitan dan serangan bunuh diri menjadi sebab utama korban di kalangan pasukan militer di Afghanistan.

(Uu.SYS/H-AK/B002/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010