Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono meminta laju inflasi nasional sepanjang 2010 terus diwaspadai terkait dengan krisis finansial di Eropa serta menjelang Ramadhan.

"Laju inflasi tetap diwaspadai apalagi pada saat ada krisis finansial di Eropa dan menjelang bulan puasa," kata Juru Bicara Wapres Yopie Hidayat kepada pers di Istana Wapres Jakarta, Jumat.

Yopie mengatakan hal itu usai mengikuti rapat ekonomi makro Indonesia yang dipimpin Wapres Boediono dan diikuti antara lain Menkeu Agus Martowardojo, Mendag Mari Elka Pangestu, Menperin MS Hidayat, Kepala BKPM Gita Wirjawan, Pjs Gubernur BI Darmin Nasution, serta Kepala BPS Rusman Heriawan.

Menurut dia, Wapres secara sepesifik menekankan pentingnya pemerintah mewaspadai inflasi karena berdasarkan pengalaman selama ini faktor moneter dan riil dalam inflasi Indonesia bisa 50:50.

Artinya, katanya, masalah inflasi tidak bisa diserahkan 100 persen kepada Bank Indonesia dalam bentuk kebijakan moneter tapi juga berkaitan dengan sektor riil seperti arus barang dan kebijakan pemerintah dalam hal produksi dan pengadaan bahan pokok.

Dalam rapat yang berlangsung dua jam itu, kata Yopie, juga dibahas harga beras yang harus diawasi secara ketat dan saat ini ada tim pemantauan harga bahan pokok yang diketuai Menko Perekonomian.

"Ada pusat komando yang terletak di Kemendag untuk memantau secara ketat pergerakan harga sembako," katanya.

Kewaspadaan terhadap inflasi selain menjelang puasa, juga pada Agustus ada faktor musiman yang harus diwaspadai.

Untuk itu, katanya, Wapres menekankan perlunya terus memantau perkembangan harga beras, sedangkan sembako lain relatif stabil bahkan harga daging ayam dan minyak goreng yang cenderung turun.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi Mei 2010 sebesar 0,29 persen, sedangkan inflasi selama Januari-Mei mencapai 1,44 persen.(*)

(T.A025/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010