Memenangi balapan pertama itu luar biasa
Pebalap Monster Energy Yamaha MotoGP asal Spanyol Maverick Vinales (terdepan) saat beraksi di lintasan balap Grand Prix Qatar di Losail International Circuit, pada 28 Maret 2021. (Photo by KARIM JAAFAR / AFP) (AFP/KARIM JAAFAR)


Sementara itu, duet tim Suzuki Ecstar, Joan Mir dan Alex Rins, bisa saja naik podium pekan lalu jika bukan karena keausan ban belakang dan dua Ducati yang melesat bak peluru kendali.

Time attack di kualifikasi masih bukan kekuatan Suzuki, tapi soal kecepatan melaju jarak panjang, motor GSX-RR itu menjadi ancaman nyata di lap-lap terakhir lomba.

Mir membuat geram Zarco dan Bagnaia ketika menyodok ke P2 jelang finis. Akan tetapi, sang pebalap Spanyol membuat kesalahan di tikungan terakhir dan kedua Ducati yang geram mengasapi juara dunia tahun lalu itu menuju finis demi mengklaim dua podium tersisa.

"Idealnya, tak perlu menyalip Zarco dan memanfaatkan slipstream di lintasan lurus dan mencoba mempertahankan posisi ketiga," kata Mir.

"Tapi ini awal musim dan kami harus sedikit mengambil resiko, dan saya menyalip Zarco di sektor terakhir, dan mengatakan jika saya finis kedua akan luar biasa, tapi saya tahu dua Ducati yang geram berada di belakang, dan itu akan sulit.

"Saya melihat garis finis sangat dekat tapi kedua roket itu menyalip saya. Jadi sedikit membuat frustasi karena saya mengerahkan 100%. Lain kali, saya tahu apa yang harus saya lakukan."

Baca juga: Mir merasa dirinya bukan favorit juara di MotoGP 2021

Sementara itu, Aprilia, dengan motor RS-GP yang sama sekali baru, menikmati progres yang sangat besar setelah tes pramusim.

Gap 5,934 detik yang dibuat Aleix Espargaro ketika finis enam posisi di belakang Vinales di Qatar menjadi jarak terdekat seorang pebalap Aprilia dari pemenang Grand Prix dalam sejarah.

Sebagai perbandingan pada 2020, gap terdekat Espargaro dari pemenang balapan dalam jarak satu balapan penuh adalah di Grand Prix Aragon, ketika sang pebalap Spanyol terpatu 14,598 detik dari Alex Rins.

Dan lebih mengesankan lagi, 5,9 detik yang diciptakan pada pekan lalu itu lebih ketat dari 6,411 detik yang dicatatkan Espargaro ketika finis di belakang Miguel Oliveira setelah sprint 12 lap di GP Styria.

Espargaro sebenarnya mengincar hasil lebih, tetapi CEO Aprilia Racing Massimo Rivola mewanti-wanti sang pebalap agar tak membuat kesalahan dan membawa motornya finis dan utuh.

"Motor ini masih sangat muda dan kami membutuhkan informasi dengan merampungkan balapan, jadi ini bukan saatnya mengambil resiko... dari sini, saya yakin kami bisa memiliki musim yang kuat," kata Espargaro.

Baca juga: Aprilia tunjuk Savadori gantikan Iannone yang terkena sanksi doping

Bagi kubu KTM, Sirkuit Losail masih menyulitkan tim asal Austria itu, bahkan sejak mereka debut di MotoGP.

Miguel Oliveira dan Brad Binder, yang telah mempersembahkan kemenangan GP untuk KTM pada 2020, gagal bersinar pekan lalu .

Sementara itu, Marc Marquez belum akan kembali ke trek bersama tim Repsol Honda menyusul keputusan medis untuk melanjutkan pemulihan cedera sang pebalap.

Marquez dijadwalkan menjalani cek medis selanjutnya pada 12 April, menandakan kemungkinan sang juara dunia delapan kali turun di Portugal pada 18 April nanti.

Baca juga: Hungaria masuk kalender MotoGP mulai 2023
Baca juga: Espargaro diharapkan hidupkan kompetisi dalam tim Repsol Honda
Baca juga: Bos LCR Honda yakin Marquez bisa curi podium dan kemenangan

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021