Kuta, Bali (ANTARA News) - Rektor Universitas Multimedia Nusantara, Profesor Yohannes Surya PhD, berpendapat Indonesia perlu mencetak 30.000 doktor di bidang sains dan teknologi hingga 2030 untuk bisa menyejajarkan diri dengan negara-negara terkemuka dunia.

"Rasanya mustahil untuk mengejar ketertinggalan tanpa dibarengi upaya sungguh-sungguh untuk meningkatkan di bidang sains dan teknologi yang ada selama ini. Katakanlah target 30.000 orang doktor itu dibiayai bersama antara pemerintah dan swasta, maka hasilnya akan luar biasa," kata ahli fisika itu kepada ANTARA, Rabu.

Surya menyebutkan angka itu adalah jumlah yang diperlukan China untuk bisa unggul dalam banyak hal di dunia saat ini.

"Dan Indonesia bisa menimba pengalaman itu dari mereka. Pada masa mendatang, semua segi kehidupan akan bersentuhan dengan sains dan teknologi," katanya.

Surya berada di Bali sebagai anggota juri lomba "Tantangan Wirausahawan Muda Global (GEC) 2010" yang diikuti 14 negara melalui teknologi dan jaringan informatika.

Lomba ini merupakan ajang adu kecerdasan ide kreatif berlatar bisnis yang ditujukan bagi remaja dunia.

Menurutnya, salah satu cara yang bisa ditempuh untuk menghasilkan jumlah 30.000 doktor sains dan teknologi Indonesia adalah dengan kerja sama antara pemerintah, swasta, dan industri.

Industri Indonesia sebagai hilir yang menggunakan tenaga dan keahlian mereka, saat ini telah bisa lebih menghargai tenaga-tenaga ahli dalam negeri.

Biaya yang dikeluarkan untuk mendanai kuliah di luar negeri itu, katanya, relatif murah, yaitu secara rata-rata hanya 500 euro setahun perorang. (*)

.A037/A033

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010