Jakarta (ANTARA News) - Bayi yang dilahirkan dari pasangan yang telah menjalani perawatan kesuburan memiliki risiko lebih besar untuk memiliki gangguan kelahiran dan para dokter mesti siap untuk memperingatkan calon orang tua mengenai risiko itu, kata beberapa ilmuwan Prancis, Ahad (13/6).

Ahli genetika klinis Geraldine Viot mengatakan, pasangan yang mempertimbangkan untuk menjalani perawatan teknologi bantuan reproduksi (ART) mesti diberitahu bahwa resiko penyimpangan kelahiran adalah dua kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang diperoleh secara alamiah.

ART meliputi beragam metode termasuk pembuahan tabung (IVF) dan satu teknik yang dikenal sebagai ICSI. Dalam teknik yang terakhir itu, sperma disuntikkan langsung ke dalam telur di laboratorium.

"Kami mendapati congenital malformation besar dalam 4,24 persen anak ART," kata Geraldine, dari rumah sakit Maternity Port Royal di Paris, yang temuan mereka diajukan pada konferensi "European Society of Human Genetics" di Stockholm.

"Congenital malformation adalah penyimpangan fisik yang terdapat pada bayi yang dilahirkan. Penyimpangan tersebut mungkin disebabkan oleh faktor genetika atau peristiwa pasca-kelahiran yang bukan merupakan faktor genetika.

Geraldine mengatakan, risiko tersebut dua kali lebih besar daripada angka yang terlihat pada masyarakat umum. Tapi, ia menambahkan, menduga kebanyakan dokter yang bekerja di klinik kesuburan di Prancis hanya memberitahu pasangan mengenai risiko semacam itu kalau mereka diajukan pertanyaan khusus.

"Mengingat studi kami adalah yang terbesar setakat ini, kami menduga data kami  tampaknya akan menjadi wakil statistik mengenai gambaran yang sesungguhnya," kata Geraldine dalam satu komentar mengenai penelitiannya, sebagaimana dilaporkan wartawan Reuters, Kate Kelland.

Satu studi yang disiarkan pada 2009 mendapati bahwa jumlah bayi yang dilahirkan di seluruh dunia melalui ART naik jadi 246.000 setiap tahun pada 2002 dari 219.000 pada 2000.

Tim Geraldine melakukan survei atas 33 klinik kesuburan di Prancis dan mengkaji data dari semua kelahiran ART dari klinik itu mulai 2003 sampai 2007 --yang melahirkan 15.162 bayi.

Daftar pertanyaan diselesaikan oleh orang tua dan dokter spesialis anak, dan prevalensi ketidaknormalan kelahiran dibandingkan dengan data dari pendaftar nasional.

Usia rata-rata orang tua bayi yang memiliki ketidaknormalan secara statistik tak berebda dari orang tua lain yang telah menjalani perawatan kesuburan.

Geraldine mengatakan, sebagian angka yang lebih tinggi itu disebabkan oleh gangguan jantung yang lebih besar pada bayi ART, dan juga disebabkan oleh gangguan lebih besar pada sistem urine serta reproduksi, terutama pada anak laki.

Di antara gangguan kecil, para ilmuwan tersebut mendapati angka angioma yang lebih tinggi. Angioma adalah tumor jinak yang terdiri atas pembuluh darah kecil di atau dekat permukaan kulit.

Kondisi itu lebih dari dua kali lebih sering terjadi pada anak perempuan dibandingkan pada anak laki.

Geraldine mengatakan, di Prancis, sebanyak 200.000 anak telah dilahirkan melalui ART sejauh ini. Itu berarti, angka ketidaknormalan kelahiran sebanyak itu mesti dipandang sebagai "masalah kesehatan masyarakat".

"Penting bahwa semua dokter dan juga politisi diberitahu mengenai ini," katanya.

"Kami juga perlu mengikuti perkembangan semua anak yang dilahirkan setelah ART dan melakukan sebagian besar upaya lain untuk berusaha memahami prosedur mana yang terlibat berdampak pada maalah ini," katanya.
(T.C003/S018/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010