Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) siap meningkatkan dialog bisnis dengan Uni Eropa (UE) guna mendorong laju investasi dan perdagangan antara Indonesia dengan negara-negara anggota UE.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perhubungan dan Investasi, Chris Kanter, di Jakarta, Rabu, mengatakan, sebagai upaya perwujudan hal itu, maka Kadin bersama Departemen Perdagangan menggelar Konferensi antara pemerintah dan pelaku usaha European Union-Indonesia Business Dialog (EIBD).

Forum yang rencananya digelar di Jakarta pada 28-30 November 2010 tersebut merupakan yang kedua kalinya setelah sebelumnya dilakukan di Brussel Belgia pada 1-2 Oktober 2009.

"Menyadari pentingnya forum ini, Kadin Indonesia sebagai mitra langsung pemerintah Indonesia telah dan akan selalu berperan aktif dalam dialog ini," kata Chris yang juga anggota Komite Ekonomi Nasional (KEN) itu.

Menurut dia, forum dialog tersebut dimaksudkan sebagai upaya dunia usaha dan pemerintah untuk mendiskusikan dan mencari solusi isu-isu seperti akses pasar, hambatan-hambatan non-tarif, sistem peringatan dini, membangun kesepahaman terkait lingkungan yang seling menguntungkan serta isu lainnya.

Chris menyatakan, terdapat sembilan sektor yang akan dibahas dalam EIBD yakni sektor medis dan farmasi, sektor tekstil, pakaian dan alas kaki, sektor infrastruktur, sektor otomotif dan mesin, sektor makanan-minuman, lintas sektor infrastruktur dan jasa, lintas sektor hukum dan regulasi, lintas sektor isu-isu mendesak untuk pertumbuhan, dan fasilitas perdagangan.

Dikatakannya, setidaknya akan hadir 200 perwakilan pemerintah dan bisnis dari kedua pihak.

"Kerjasama ini penting bagi Indonesia agar punya `balance` yang seimbang jangan terlalu berat ke China atau Jepang. Tapi juga (harus ke) Eropa yang punya potensi besar agar didorong semaksimal mungkin," katanya.

Melalui kegiatan EIBD, maka akan dilakukan identifikasi peluang dan kerjasama strategis yang mencakup produksi bersama, pengembangan pasar bersama di Indonesia dan Eropa serta realisasi proyek-proyek baru di Indonesia.(*)
(T.S025/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010