Jakarta (ANTARA News) - Arab Saudi sepakat untuk membeli minyak goreng dari Indonesia sebanyak 180 ribu ton atau senilai Rp1,17 triliun, kesepakatan dalam pertuan business matching di Jeddah yang melibatkan pengusaha kedua negara beberapa waktu lalu.

"Diharapkan ke depan dapat terlaksana kontrak pembelian minyak sawit secara berkesinambungan dengan total kebutuhan 600 ribu ton per tahun dengan nilai total Rp1 trilian hingga Rp5 triliun," kata Menteri Pertanian Suswono ketika menyampaikan hasil kunjungan kerja ke Arab Saudi 11-13 Juni di Jakarta, Kamis.

Selain di Arab Saudi, Mentan bersama sejumlah anggota Komisi IV DPR, Ketua DPRD Kabupaten Palu dan Pejabat Pemda Palu, Wakil Bupati Murung Raya, BKPM Pusat dan BKPM Provinsi Banten dan Pelaku usaha di sektor pertanian baik pusat maupun daerah melakukan kunjungan ke Finlandia pada 14-16 Juni 2010.

Mentan menyatakan, pelaku bisnis Saudi Arabia juga berminat untuk kontrak pembelian kertas dan investasi di Kabupaten Palu Sulawesi Tenggara untuk komoditas padi basmati dan tanaman kapulaga di Provinsi Jambi.

Dalam pertemuan dengan Menteri Pertanian Arab Saudi Fadh bin Abdulrahman bin Sulaiman Baghunaim terungkap pemerintah Arab Saudi menyatakan minatnya untuk menanamkan investasi di Indonesia terutama dalam usaha pengembangan beras.

"Menteri Pertanian Saudi Arabia menyatakan kesediaan negaranya untuk berinvestasi di Indonesia khusnya untuk beras," katanya.

Untuk mencukupi kebutuhan pangan di dalam negeri, tambahnya, saat ini Arab Saudi mengimpor beras sebanyak satu juta ton per tahun , selain itu juga tiga juta ton gandum dan tujuh juta ton barlei untuk pakan ternak.

Menindaklanjuti hal itu, Kementerian Pertanian mengusulkan adanya pertemuan di Kedutaan RI di Riyadh tentang investasi dan peraturan terkait investasi tersebut.

Selain itu, tambah Suswono, pihaknya mengusulkan diadakan penelitian bersama mengembangkan beras Basmati karena berdasar hasil penelitian sementara produktivitas, kualitas dan rasa yang ditanam di Indonesia lebih baik dari negara lain.

Sementara itu dalam pertemuannya dengan Sekjen Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jeddah Hani Abiras disepakati perlunya peningkatan investasi di sektor pertanian khususnya bidang pangan, peternakan, industri perunggasan, pakan ternak dan perikanan.

Pemerintah Arab Saudi, lanjutnya, telah mengalokasikan 530 miliar dolar AS kepada pelaku bisnis di negara tersebut untuk investasi di berbagai sektor di luar negeri yang diharapkan dapat dimanfaatkan Indonesia.

Pelaku bisnis kedua negara mengharapkan volume perdagangan kedua negara yang masih sangat rendah sekitar 6 miliar dolar AS dapat meningkat hingga dua kali karena tingginya minat pelaku bisnis Saudi Arabia terhadap produk pertanian Indonesia.

Dalam pertemuannya dengan Sekjen Kadin Riyadh Hussein bin Abdullrahman Al Athel terungkap bahwa Indonesia sebagai negara yang sangat berpotensi untuk investasi bidang pertanian akan diproses termasuk negara dalam pipeline yang akan dikunjungi oleh Komisi Teknis.

Menurut Mentan, pihaknya menyambut baik ditetapkannya Indonesia sebagai negara yang akan dikunjungi Komisi Teknis yang akan dipimpin sendiri Sekjen Kadin Riyadh.

"Kita menawarkan investasi tanaman padi sebagai komoditas yang bisa dikerjasamakan," katanya.

Selain itu, tambah Suswono, Indonesia juga menawarkan investasi untuk komoditas pangan lain seperti kedelai, gadum, daging susu dan gula.

Saat ini Indonesia masih impor komoditas tersebut sehingga nantinya dengan pengembangan yang akan dilakukan melalui investasi para pelaku usaha Arab Saudi diharapkan mampu memenuhi kebutuhan lokal serta di ekspor ke negara tersebut.

Pemerintah Indonesia juga menawarkan investasi dalam bidang peternakan sapi karena ketersediaan potensi lahan serta iklim yang sangat cocok selain itu Indonesia juga masih mengimpor produk dari susu sapi.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010