Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi Pemilihan Umum Andi Nurpati yang dipilih menjadi pengurus Partai Demokrat, membantah penilaian bahwa ia tidak independen selama menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara pemilu.

Ia mengatakan di Jakarta, Jumat, penilaian tersebut tidak berdasar. Ia tidak merasa telah berpihak pada partai manapun dan semua kebijakan yang diambil KPU adalah sesuai dengan ketentuan.

"Itu (tuduhan) tidak relevan," kata Andi saat ditemui di ruang kerjanya di Gedung KPU.

Ia menegaskan, apa yang dikerjakan KPU sebagai penyelenggara pemilu telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selama menjabat sebagai anggota, Andi menilai dirinya tetap profesional.

Jika kemudian Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menawarkan jabatan dalam kepengurusan partai, ia menilai pasti ada penilaian tersendiri dari pihak Partai Demokrat sehingga mempercayakan jabatan Ketua Divisi Komunikasi Publik padanya.

"Mas Anas (Anas Urbaningrum) dan tim Partai Demokrat pasti punya penilaian kenapa, mungkin melihat dari latar belakang pendidikan, atau mungkin dilihat selama ini ada potensi pada diri saya untuk ikut berpartisipasi di politik," katanya.

Andi menuturkan, awalnya ia mendapat tawaran dari Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum untuk menjadi bagian dari pengurus partai. Ia mengaku dihubungi oleh Anas pada Senin (14/6).

"Saya tidak menyangka, kejutan bagi saya. Saya dihubungi mas Anas, Senin sore sekitar jam 15.00 WIB, saat itu posisi saya di Bengkulu. Beliau menanyakan apakah bersedia bergabung menjadi pengurus," katanya.

Saat itu, Andi menjawab tawaran tersebut dengan ucapan terima kasih dan perasaan bangga karena telah mendapatkan kepercayaan dari partai pemenang pemilu tersebut. Meskipun demikian, Andi belum mendapat informasi tentang posisi yang dia duduki nantinya.

Kemudian, pada Rabu (16/6), jelas Andi, ia kembali dihubungi oleh Anas untuk memastikan kesediaannya menjadi pengurus partai.

"Saya menyatakan Insya Allah, siap," katanya.

Ketika ditanya kapan terakhir bertemu dengan Anas, Andi mengaku saat pelantikan anggota DPR pada Oktober 2009. Setelah itu, ia mengaku tidak terlalu sering berkomunikasi dengaan Anas.

"Kalau komunikasi dengan Partai Demokrat sering, tapi itu terkait dengan tugas-tugas penyelenggara pemilu," tegasnya.

Ketika ditanya apakah ada tawaran dari partai lain untuk bergabung, Andi membenarkan bahwa ia menerima sejumlah `pinangan` dari partai setelah pemilu selesai. Namun ia tidak menyebutkan partai yang dimaksud.

Tawaran dari sejumlah partai tersebut ditolaknya dengan alasan belum ada posisi yang cocok, selain itu Andi belum memutuskan untuk terjun ke dunia politik.

"Bisa jadi tawaran partai lain tidak pas posisinya dan waktunya juga. Mungkin soal kesibukan yang menjadi pertimbangan saya, persoalan pasti atau tidak untuk mau masuk ke partai, saat itu belum fokus betul masuk ke dunia politik," katanya.

Ia mengatakan alasan bergabung dengan Partai Demokrat karena partai tersebut memberikan posisi yang sesuai dan pada saat yang tepat yakni dimana ia telah mantap untuk berkiprah di dunia politik.(*)
(T.H017/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010