Keterangan tertulis LSI di Jakarta, Minggu, menyebutkan bahwa HBA mengungguli tiga pesaingnya, yakni Madjid Muaz-Abdullah Hich (27,11 persen), Zulfikar Ahmad-Ami Taher (19,02 persen) dan Safrial–Agus Setyonegoro (13,50 persen).
Direktur LSKP Sunarto mengatakan, hasil hitung cepat LSI dan LSKP, anak perusahaan dibawah LSI Grup. "Berdasarkan quick count LSKP pasangan HBA-Fachrori akan menang dengan satu putaran. Tentu hasil resminya KPU nanti yang akan mengumumkan pemenangnya," ujarnya.
Namun, menurut Sunarto, dari pengalaman LSI melakukan quick count sebanyak 81 kali, umumnya selalu tepat. Dibanding hasil KPUD, hasil quick count LSI yang dipimpin Denny JA umumnya hanya selisih plus minus 1 persen saja.
Sunarto menjelaskan, kemenangan pasangan HBA–Fachrori itu sebenarnya tak terlalu mengejutkan. Sebab, dari hasil survei sebelumnya yang dilakukan LSI-LSKP, HBA yang diusung Partai Demokrat dan Golkar dan beberapa partai kecil itu memang lebih menonjol dari segi figur. Dari segi popularitas HBA lebih dikenal dibanding kandidat lain, HBA ternyata lebih disukai.
"Makanya, tidak heran jika seminggu sebelum Pemilukada, LSKP sudah berani mengumumkan kepada publik lewat media massa bahwa pasangan HBA akan menang satu putaran saja. Ini semua kami lakukan bukan soal berani atau tidak, apalagi sok-sokan, tapi ini potret yang dapat kami rekam lewat sains. Jadi, ini semata-mata kemampuan ilmu pengetahuan melalui riset yang sudah mampu memprediksi prilaku pemilih," ungkap Sunarto.
Ditanya mengenai keunggulan HBA dibanding kandidat lain, Sunarto mengatakan, antara lain, karena HBA dipersepsi positif selain sebagai figur yang jauh lebih dikenal, tapi juga cukup berhasil. "HBA itu kan mulai merintis karirnya dari menjadi camat di beberapa daerah di Jambi, lalu menjadi Bupati dan Gubernur," katanya.
Buat LSI sendiri, lanjut Sunarto, kemenangan HBA sebagai gubernur makin mengukuhkan LSI Denny JA yang telah mencatat "hatrick" memenangkan 3 gubernur sesuai surveinya sepanjang tahun 2010, yakni Kalsel, Kalteng dan Jambi.(*)
(Ant/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010
