Ambon (ANTARA News) - Cuaca ekstrem diprakirakan terjadi di Laut Banda, Kabupaten Maluku Tengah, dan Laut Aru, Kepulauan Aru, pada 24-30 Juni 2010, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Maluku Christ Hehanussa.

Di Ambon, Kamis, ia mengatakan, cuaca ekstrem tersebut berupa hujan lebat disertai petir. "Di kawasan itu berpeluang terjadi awan gelap yang menyebabkan angin kencang dengan kecepatan hingga 50 km per jam, sehingga menimbulkan gelombang tinggi antara tiga sampai lima meter," katanya.

Hehanussa mengatakan berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gelombang tinggi juga berpeluang terjadi di Laut Buru, perairan Kei dan perairan Tanimbar, dengan hujan intensitas sedang hingga lebat.

Sedangkan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang berpeluang terjadi di Laut Seram, selat Manipa, dan Laut Arafura.

"Kami telah menyosialisasikan peringatan dini ini kepada bupati dan wali kota se- Maluku agar mengimbau para penyedia maupun pengguna jasa transportasi agar menaati peringatan dini tersebut," katanya.

Sebelumya, Administrator Pelabuhan (Adpel) Ambon Benny Tangkuman mengatakan pihaknya masih memberlakukan larangan berlayar bagi kapal perintis ke sejumlah daerah di Maluku, menyusul peringatan adanya cuaca ekstrem.

"Kami tidak mau mengambil risiko, sehingga masih menangguhkan pelayaran kapal perintis maupun pelayaran rakyat sesuai peringatan dini yang berlaku sejak 20 Juni 2010," katanya.

Tangkuman mengatakan pihaknya tetap berkoordinasi dengan stafnya yang menangani pelayaran perintis agar mematuhi peringatan dini tentang kondisi cuaca ekstrem dari BMKG Bandara Pattimura Ambon.

"Kami banyak menerima desakan untuk diizinkan berlayar, tetapi jika diizinkan risikonya besar apabila terjadi musibah di laut. Kami tetap tidak mengizinkan pelayaran kapal perintis maupun pelayaran rakyat," katanya.

(T.L005/M008/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010