Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Ingrid Kansil mengaku cukup terkejut dengan fakta temuan dari wakil rakyat tersebut bahwa hampir 50 persen penghuni lapas diduga merupakan pelaku asusila.

"Kondisi tersebut harus mendapat perhatian khusus dari kita semua. Karena, ternyata fakta di lapangan membuktikan kalau begitu banyak anak-anak di bawah umur sudah mengakses video porno," katanya di Sukabumi, Jabar, Kamis.

Atas dasar itu, Ingrid mengharapkan, adanya pemisahan antara anak-anak dengan narapidana dewasa. Karena, rupanya masih ada Lapas yang masih menyatukan keduanya.

"Seperti di Sukabumi. Ternyata narapidana anak masih bercampur dengan yang dewasa. Di daerah lain juga demikian, bahkan antara yang lelaki dengan yang perempuan nyaris tidak ada sekat. Meski pun sebenarnya di Sukabumi sudah ada rencana memindahkan narapidana anak ke Lapas Warung Kiara, tapi hingga kini belum terealisasi karena pembangunannya baru mencapai 30 persen,” ujarnya.

Menurut Ingrid, kondisi tersebut tentunya ini akan berpengaruh buruk. Terlebih kebanyakan dari mereka itu adalah pelaku asusila.

"Bagaimana mungkin bisa mengubah mereka menjadi baik, kalau lingkungannya saja sudah tidak membuat mereka nyaman," katanya.

Ingrid juga menyarankan agar kebutuhan pendidikan anak-anak penghuni Lapas bisa dipenuhi. Sebab, walau bagaimanapun para narapidana anak itu juga memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan.

"Saya berharap sarana dan prasarana pendidikan bagi penghuni lapas bisa benar-benar memadai. Selain itu, Kemenkumham mungkin juga bisa melakukan kerjasama dengan pihak universitas, khususnya fakultas psikologi untuk membantu pihak Lapas dalam upaya pembentukan karakter anak-anak itu," tandasnya.(*)
(Ant/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010