Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar uang spot antarbank Jakarta, Jumat pagi, berada pada kisaran dekat 9.000 per dolar AS, relatif stabil dibanding posisi penutupan hari sebelumnya.

Rupiah ditransaksikan pada 9.045/9.055 per dolar AS, hanya melemah tipis dari posisi penutupan Kamis 9.038/9.048 per dolar AS.

Analis di Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan, mengatakan, kekhawatiran atas melemahnya pemulihan ekonomi AS telah memicu dolar melemah, namun intervensi Bank Indonesia membuat rupiah tertahan dan bahkan sedikit melemah.

Ketika dolar melemah terhadap euro di pasar global, Bank Indonesia juga menahan laju penguatan rupiah dengan intervensi.

Euro naik menjadi 1,2328 dolar dari sebelumnya 1,2310 dolar. Dolar juga turun terhadap yen menjadi 89,63 yen dari 89,83 yen.

Dolar melemah setelah Federal Reserve AS memberikan pandangan untuk lebih hati-hati pada pemulihan ekonomi AS.

Pelemahan dolar karena data ekonomi AS cenderung tak menentu seperti data penjualan perumahan AS yang melemah, katanya.

"Data AS baru-baru ini mengecewakan, sehingga mendorong sentimen pasar dan pasar semakin ragu atas kekuatan pemulihan AS," katanya.

Karena itu, lanjut dia, pelaku pasar asing mulai memfokuskan perhatiannya terhadap kawasan Asia dan mereka akan terus menempatkan dananya di pasar Asia khususnya Indonesia.

Apalagi data ekonomi makro Indonesia yang makin membaik dan pertumbuhan ekonomi yang terus tumbuh membuat mereka lebih berminat untuk melakukan investasi di Indonesia, katanya.

Ia mengatakan, kondisi pasar saat ini memberikan peluang bagi rupiah untuk terus menguat.

Persoalannya, mampukah rupiah berada di bawah angka 9.000 per dolar karena banyak pihak yang berkepentingan yang menginginkan hal berbeda. Ekportir tidak ingin rupiah menguat, sementara sebaliknya bagi importir.

(H-CS/A027/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010