Dumai (ANTARA News) - Seorang pedagang, Oloan Arahap (49), warga RT 15, Kelurahan Teluk Binjai, Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai, Riau, Sabtu sekitar pukul 15.00 WIB menjadi korban semburan api yang muncul dari tabung liquified petroleum gas (elpiji) bersubsidi.

"Biasanya istri saya yang menghidupkan kompor itu untuk masak gorengan, tapi karena tidak juga mau menyala, kemudian saya membantunya," kata Oloan di Dumai, Sabtu.

Karena belum berhasil, Oloan terus mengotak-ngatik kompor tersebut. Beberapa menit kemudian, Oloan menyambungkan selang regulator non-SNI (Standar Nasional Indonesia) ke kompor tersebut dan mencoba untuk menyalakannya berulang-ulang.

Kendati kompor tersebut tidak kunjung menyala, dia tetap berusaha mencoba hingga keluar semburan api dari sela selang regulator itu.

"Awalnya api menyala dengan baik, tapi entah kenapa tiba-tiba api terus menyembur sampai setinggi 2 meter dan nyaris saja membakar atap rumah saya," katanya menerangkan.

Melihat kondisi itu, Oloan langsung membuka selang regulator bocor tersebut dari tabung elpiji 3 kilogram.

Kendati tabung gas tidak meledak, Oloan mengalami luka bakar serius di bagian wajah dan sekujur tubuhnya.

"Biar saya yang jadi korban ketimbang rumah saya ini meledak," katanya.

Atas kejadian itu, sang istri, Yumawati (45), mengaku trauma dan tidak berani lagi untuk menggunakan kompor dan tabung elpiji bersubsidi yang dia terima enam bulan lalu.

"Saya trauma memakai gas, lain kali saya pakai minyak tanah saja untuk memasak gorengan di rumah," katanya.

Pada kesempatan terpisah, Kepala Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Kota Dumai H. Djamalus mengimbau agar masyarakat selalu hati-hati saat pengalihan perangkat memasak dari kompor minyak tanah ke yang berbahan bakar gas.

Menurut Djamalus, insiden meledaknya tabung gas itu karena faktor kesalahan pengguna yang kurang hati-hati.

"Jadi, peristiwa yang menimpa keluarga Oloan adalah pelajaran berharga bagi masyarakat Dumai lainnya untuk teliti dalam menggunakan kompor berbahan bakar gas," katanya.(*)

(T.KR-FZR/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010