Kabul (ANTARA News/AFP) - Presiden Afghanistan Hamid Karzai telah mencalonkan tujuh orang untuk memenuhi jabatan dalam kabinetnya termasuk pengganti bagi jabatan menteri dalam negeri yang berpengaruh.

"Kami telah menerima daftar tujuh orang yang dicalonkan menjadi menteri ke Wolesi Jirga (majelis rendah) parleman untuk dapat mosi kepercayaan," kata pejabat pers parlemen Haseeb Noori pada AFP.

Pencalonan itu termasuk kepala staf kementerian pertahanan Jenderal Bismullah Mohammadi untuk jabatan menteri dalam negeri, yang menjadi kosong awal bulan ini dengan kepergian veteran Hanif Atmar yang kontroversial.

Beberapa pengamat di Kabul mengatakan Karzai memaksa Atmar dan juga kepala intelijen Amrullah Saleh untuk mundur menyusul serangan roket pada konferensi perdamaian penting di Kabul.

Atmar telah dalam jabatan itu sejak 2008 dan Saleh sejak 2004. Mereka termasuk di antara anggota-anggota pemerintah yang dihormati, di dalam negeri dan di ibukota-ibukota Barat yang mendukung perang yang makin intensif terhadap Taliban.

Tapi keduanya, menurut laporan, memiliki keberatan serius pada pendekatan Karzai untuk memerantarai pembicaraan damai dengan Taliban -- proposal yang didukung oleh jirga pekan lalu.

Beberapa pejabat di Washington telah menyampaikan kekhawatiran bahwa kepergian dua pejabat itu dapat menghambat upaya pimpinan AS untuk menstabilkan Afghanistan berdasar kerangka waktu cepat yang ditetapkan oleh Presiden Barack Obama.

Calon lainnya termasuk bekas gubernur Kandahar Assadulah Khalid untuk menteri urusan perbatasan dan suku, dan bekas menteri keuangan Anwarul Haq Ahadi untuk menteri perdagangan, kata jurubicara tersebut.

Calon-calon itu akan bebridato di parlemen pekan depan sebelum para angota parlemen memilih apakah akan menyetujui mereka atau tidak, Nori menambahkan.

Masih ada lima kementerian penting yang kosong bagi presiden untuk mencalonkan pilihannya, dan juga jabatan setingkat menteri, kepala direktorat keamanan nasional, badan mata-mata Afghanistan.

Jabatan-jabatan itu telah kosong selama beberapa bulan setelah parlemen menolak dua kali untuk mensahkan calon-calon yang diajukan sebelumnya, yang banyak memalukan Karzai.

Penolakan awal parlemen atas 17 calon dianggap sebagai pukulan besar bagi presiden, yang telah mendapat tekanan sangat berat untuk membuktikan komitmennya pada pemerintah yang bersih dan cakap sebagai imbalan bagi dukungan tanpa henti Barat untuk membangun kembali negara itu dan memerangi gerilyawan Taliban.

Penolakan itu secara efektif telah menyebabkan negara tersebut tanpa pemerintah yang berfungsi, mengulur-ulur kebuntuan politik sejak pemilihan Agustus tahun lalu, yang menyaksikan ia kembali ke masa jabatan lima tahun yang kedua.

Daftar Karzai itu menimbulkan keheranan karena mencakup nama-nama yang terkait dengan komandan perang dan pelanggar hak asasi manusia yang telah memberikan dukungan pada pemilihan yang dinodai-kecurangan Agustus itu, tapi yang sebagian besar ditolak oleh parlemen.

Karzai, dianggap sebagai politikus yang cerdik, tampaknya akan menggunakan parlemen untuk membuang yang tak diinginkan. Ia juga merasakan orang yang mendukungnya dalam pemilihan, pantas untuk menerima hadiah.

Para calon yang namanya disampaikan Sabtu pada parlemen sekarang harus melalui proses yang sama, memperkenalkan diri mereka pada parlemen dan membenarkan pencalonan mereka dengan pidato mengenai bagaimana mereka akan melakukan tugas smereka. Proses tersebut diperkirakan pekan depan, setelah itu parlemen akan memutuskan masing-masing calon tersebut. (S008/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010