Jakarta (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso menjenguk mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Pol Susno Duadji di Rutan Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis, usai upacara Hari Ulang Tahun ke- 64 Bhayangkara.

Kapolri menemui Susno di dalam selnya di Blok B Rutan Brimob bersama Wakapolri Komjen Pol Yusuf Manggabarani, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Pol Ito Sumardi dan sejumlah pejabat utama lainnya.

Wartawan dilarang masuk ke dalam kompleks Rutan dan hanya melihat Kapolri masuk dan keluar dari Blok B dari luar Rutan yang berada di dalam kompleks Mako Brimob Polri di Kelapa Dua.

Kapolri berada di dalam sel Susno sekitar 20 menit. Usai menjenguk Susno, Kapolri mengangkat jempolnya sebagai tanda bahwa keadaaan anak buahnya dalam kondisi sehat.

"Dia (Pak Susno) itu kan anggota saya juga," katanya.

Ia mengatakan, kunjungan ke Susno untuk membuktikan bahwa Polri tetap solid kendati salah satu jenderalnya menjadi tersangka kasus korupsi.

Susno menjadi tersangka kasus suap Rp500 juta saat Polri menyidik kasus bisnis arwana di Pekanbaru. Susno juga menjadi tersangka kasus korupsi dana Rp13 miliar.

Berkas perkara Susno hingga kini masih belum diserahkan oleh penyidik Polri ke kejaksaan.

Pada saat acara serah terima jabatan Kapolri dari Jenderal Pol Sutanto kepada Bambang Hendarso, dua tahun lalu, ada juga tahanan yang dijenguk di Rutan Brimob oleh keduanya yakni Jenderal Pol (purn) Rusdiharjo.

Saat itu Rusdiharjo yang juga mantan Kapolri dan Dubes Indonesia di Kualalumpur menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi karena kasus korupsi di KBRI Kualalumpur.

Rutan Brimob sering menjadi tempat bagi tahanan yang khusus karena hanya para pejabat penting, pejabat Polri dan tersangka terorisme yang ditahan di sini.

Sementara itu, peringatan HUT Bhayangkara sendiri berlangsung sederhana di halaman Mako Brimob tanpa undangan dari pihak luar.

Biasanya, dalam setiap hari ulang tahunya, Polri selalu mengundang Presiden, Wakil Presiden, para menteri, anggota DPR, para pimpinan lembaga negara dan perwakilan negara asing.

Namun, upacara kali ini hanya melibatkan internal Polri karena adanya ancaman aksi terorisme sebab Polri punya dokumen bahwa acara itu menjadi sasaran terorisme.
(S027/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010