Jakarta (ANTARA News) - Pejabat sementara Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution menilai inflasi Juni yang mencapai 0,97 persen tidak mengkhawatirkan karena disebabkan kenaikan harga produk pertanian sifatnya hanya sementara saja.

"Jadi Inflasi Juni tidak menghawatirkan karena akan turun lagi nantinya," katanya usai sholat Jumat di Mesjid BI, Jumat.

Menurut dia, angka inflasi Juni memang tergolong tinggi namun ia tetap optimistis angka inflasi tahunan tetap akan dalam range targetnya yaitu 5 plus minus satu persen.

"Untuk tahun ini tetap masih dalam range perkiraan kita lima plus minus satu persen," ujarnya.

Darmin menegaskan karena inflasi Juni bukan disebabkan faktor moneter maka dalam dua hingga tiga bulan mendatang angka inflasi akan terkoreksi ke bawah.

"Ini bukan karena fenomena moneter. Ini soal suplai cabe dan bawang merah, jadi kita tidak perlu ambil langkah khusus. Setiap kali harga cabe, bawang, tomat naik, 2-3 bulan kemudian turun lagi. Kita tidak melihat ada sesuatu yang harus diubah," tuturnya.

Efek TDL

Sementara itu, Darmin memperkirakan dampak kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang berlaku mulai 1 Juli 2010 mulai yang akan terlihat bulan berikutnya tidak begitu besar.

"Akan ada dampak dari TDL, kita juga sudah memperkirakan dampak langsungnya sekitar 0,2 persen dan dampak tidak langsungnya mungkin dekati 0,2 persen juga," jelasnya.

Meski dua bulan kedepan sudah memasuki bulan puasa dan mendekati Lebaran dipastikan ada kenaikan harga musiman, namun Darmin yakin angka inflasi tetap dalam target yang diperkirakan.

"Tidak apa-apa, (TDL) pasti akan mempengaruhi biaya (produksi barang), tapi tetap kita perkirakan sampai dengan akhir tahun (inflasi) tetap dalam range perkiraan kita," tegasnya.


(E014/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010