Malang (ANTARA News) - Muhammadiyah yang kini berusia satu abad dinilai masih fokus pada kegiatan ritual belaka, padahal cita-cita pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan adalah menjadikan Muhammadiyah sebagai gerakan sosial.

"Gerakan Muhammadiyah saat ini masih jauh dari harapan pendirinya," kata Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Prof Dr H Imam Suprayogo, di Malang, Jumat.

Menurut dia, masalah ritual seperti shalat di tempat terbuka atau masjid dan permasalahan klasik lainnya hingga kini masih menjadi bahasan utama pergerakan Muhammadiyah, padahal masalah itu seharusnya bukan menjadi bahasan utama pergerakan ini.

"Saya menilai Muhammadiyah yang dikenal sebagai organisasi pembaharu, tentu persoalan keilmuan seharusnya perlu lebih ditekankan, bukan hanya pada gerakan ritual, meski hal itu penting," ujar mantan anggota Majelis Pendidikan Tinggi PP Muhammadiyah itu.

Menjelang muktamar ke-46 atau satu abad Muhammadiyah, katanya, organisasi yang kini dipimpin Din Syamsudin itu perlu mengembangkan nilai-nilai Islam sebagai gerakan sosial, bukan sebagai gerakan ritual.

"Artinya, bisa memperluas wilayah ruang garap Islam sebagai agama dan peradaban. Ada lima hal yang perlu ditekankan, yakni Islam sebagai ilmu pengetahuan, pribadi atau akhlak mulia, sosial, ritual serta amal shaleh," katanya.

Imam yang tercatat sebagai pemimpin pendidikan Islam cemerlang oleh MURI Indonesia (2006) itu mengharapkan hasil muktamar nanti bisa lebih mengembangkan pribadi anggota Muhammadiyah di setiap daerah, sebab kekuatan Muhammadiyah sebagai gerakan bukan terletak pada pemimpinnya, melainkan pada pribadi anggotanya di daerah.

"Saya rasa kekuatan Muhammadiyah sebagai organisasi bukan terletak pada siapa yang bakal memimpin nanti, melainkan pada pemberdayaan anggotanya di setiap daerah, sebab Muhammadiyah lebih menonjol pada pribadi tersebut dan bukan pada gerakan organisasinya," katanya.

Oleh karena itu, ia tidak mempermasalahkan siapa yang bakal menjadi pemimpin pascamuktamar nanti, sebab hal tersebut akan sama saja jika tidak bisa mengembangkan pribadi anggotanya di daerah.

"Siapapun pemimpin yang terpilih dalam muktamar nanti tidak akan mempengaruhi gerakan Muhammadiyah di daerah, sebab pribadi anggota di setiap daerah akan tetap membuat Muhammadiyah maju," ujarnya.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010