Yogyakarta (ANTARA News) - Kementerian Kehutanan dan Pimpinan Pusat Aisyiyah menadatangani nota kesepahaman bersama tentang pelaksanaan kegiatan rehabilitasi lahan dan perhutanan sosial.

"Saat ini, kita dihadapkan pada dua kenyataan yang tidak terbantahkan, yaitu adalah perubahan iklim dan juga pemanasan global yang tanda-tandanya sudah dapat dilihat di depan mata," kata Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan pada acara penandatanganan nota kesepahaman bersama di Gedung Graha Wana Bakti Yasa Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, perubahan iklim dan juga pemanasan global tersebut mengakibatkan sejumlah bencana seperti banjir dan juga tanah longsor.

Kerusakan lingkungan, lanjut dia, juga disebabkan adanya eksploitasi sumber daya alam dan pepohonan yang berlebihan.

"Sudah saatnya kita menghentikan penebangan pepohonan dan mulai melakukan rehabilitasi lahan dengan menanam pohon," katanya.

Ia menyatakan, nota kesepahaman bersama tersebut meneruskan kerja sama antara pemerintah dengan Aisyiyah pada 2007 yaitu gerakan menanam satu juta pohon.

Penanaman pohon tersebut, lanjut dia, penting dilakukan karena pohon adalah penghasil oksigen yang diperlukan oleh makhluk hidup dan menyerap karbon dioksida yang dihasilkan makhluk hidup.

Setiap orang memerlukan 10 ton oksigen setiap tahunnya, dan setiap hari memerlukan 10 liter air.

"Setelah dihitung, maka setiap orang sekurang-kurangnya harus menamam 60 hingga 80 pohon sehingga bisa memenuhi kebutuhan oksigen setiap tahunnya," katanya.

Pemerintah, lanjut dia, akan meneruskan gerakan satu juta pohon dengan gerakan satu miliar pohon. Salah satu implementasi gerakan tersebut yaitu melalui kebun bibit rakyat.

"Ibu-ibu dapat membentuk kelompok untuk melakukan pembibitan. Nantinya setiap kelompok akan mendapat dana bantuan Rp50 juta untuk pembibitan," katanya.

Ia berharap, pembibitan tersebut sudah dapat dilakukan mulai Agustus, sehingga pada Desember atau Januari tahun depan sudah dapat ditanam.

"Pemerintah juga menyediakan dana untuk menanaman pohon, yaitu Rp1,3 juta per hektar dan biaya perawatan dalam enam bulan pertama," katanya.

Jenis pohon yang akan disemaikan, lanjut dia, disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah, misalnya di Pulau Jawa adalah sengon.

Usai melakukan penandatanganan nota kesepahaman bersama tersebut, Menteri Kehutanan menyerahkan benih pohon unggul kepada Pimpinan Wilayah Aisyiyah dari 33 provinsi di Indonesia.

Acara penanaman pohon di halaman Graha Wana Bakti Yasa yang sedianya akan dilakukan usai penandatangana nota kesepahaman bersama batal dilakukan karena Yogyakarta diguyur hujan lebat.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah Siti Chamamah Soeratno menegaskan, organisasi perempuan yang dipimpinnya akan selalu mendukung gerakan rehabilitasi lingkungan.

"Pada 2007, kami mendukung gerakan satu juta pohon, begitu pula jika pemerintah mencanangkan gerakan satu miliar pohon, kami pun akan mendukungnya.

Dalam Muktamar Satu Abad Muhammadiyah, Kementerian Kehutanan menyerahkan 9.000 bibit pohon dari 14 jenis tanaman unggul kepada Muhammadiyah dan Aisyiyah.(*)

(E013/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010