Pekanbaru (ANTARA News) - Sebagian besar masyarakat Pekanbaru yang menggunakan tabung gas paket konversi kembali beralih ke minyak tanah, karena takut meledak seperti yang marak terjadi di Pulau Jawa.

"Awalnya memang saya menggunakan kompor dan tabung gas pemberian pemerintah tersebut. Tetapi, sejak satu bulan terakhir, saya kembali menggunakan kompor minyak," jelas Gusniawati, warga Marpoyan Damai, Pekanbaru, kepada ANTARA News, Ahad.

Menurut dia, maraknya pemberitaan mengenai meledaknya tabung gas tersebut membuat dirinya takut menggunakannya. Walaupun, sebagian pihak mengatakan bahwa ledakan disebabkan buruknya kualitas selang.

"Memang saya sudah menggantinya dan membeli sesuai dengan kualitas Standar Nasional Indonesia (SNI) baik selang maupun regulatornya. Tetapi tetap saja takut menggunakannya," ujar dia.

Ungkapan senada juga disampaikan Iyang, warga Jalan Lele, Marpoyan Damai, yang mengatakan, ia tetap menggunakan kompor minyak. Walaupun saat ini harga minyak tanah mencapai Rp7.000 perliternya.

"Sejak diberikan, saya belum memakainya. Takut meledak, seperti yang diberitakan di televisi," kata dia.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru, Suraji, mengimbau agar pengguna gas tetap menggunakan kompor yang telah diberikan dalam program konversi tersebut.

Ia menambahkan, pengguna kompor gas harus mematuhi peraturan dalam menggunakan gas. Menurut dia, sebelum program konversi dilangsungkan, pihaknya sudah memberikan sosialisasi cara penggunaan kompor gas yang aman.

"Sejauh ini di Pekanbaru belum ditemukan adanya ledakan. Kita berharap, agar seterusnya tidak terjadi ledakan akibat tabung gas," demikian Suraji.
(T.KR-IND/I006/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010