Yogyakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin periode 2005-2010 tampaknya berpeluang terpilih kembali menjadi ketua umum organisasi Islam tertua di Indonesia, untuk periode 2010-2015 .

Hasil pemilihan 13 anggota Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dari 39 orang di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang berakhir Selasa dinihari, memperlihatkan bahwa Din masih menunjukkan kekuatan dengan mengungguli perolehan suara dibanding 12 anggota pimpinan pusat lainnya.

Dalam sistem penghitungan yang berlangsung setengah kamar dan secara running terus diikuti muktamirin, penggembira dan panitia muktamar juga puluhan wartawan, nama Din Syamsuddin muncul dengan perolehan suara terbesar 1.915 suara, disusul Muhammad Muqoddas 1.650 suara, dan A. Malik Fadjar 1.562 suara.

Perolehan suara tersebut sesungguhnya memang sudah bisa diramalkan, karena muka-muka lama kepengurusan PP Muhammadiyah memang sejak awal diperkirakan akan duduk dalam kepemimpinan lima tahun mndatang.

Ketua Panitia Pemilihan PP Muhammadiyah Rosyad Sholeh, mengatakan sebanyak 2.380 muktamirin memberikan suaranya untuk memilih 13 dari 39 orang, untuk menjadi calon tetap anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2010-2015.

"Penghitungan suara diperkirakan hasilnya akan selesai empat hingga lima jam dari sekitar pukul delapan malam," kata Sholeh.

Menurut dia, penghitungan menggunakan sistem setengah tertutup, tetapi tetap diawasi saksi dari wakil-wakil calon.

Penghitungan suara dilakukan muktamirin dengan cara menandai di lembar kertas biru muda, dan selanjutnya dihitung menggunakan komputer.

Sholeh mengatakan hasil penghitungan suara dijamin keabsahannya, sehingga tidak perlu diragukan.

"Tidak perlu diragukan hasilnya karena disaksikan para saksi dari wakil masing-masing wilayah," katanya.

Hasil pemilihan 13 anggota PP Muhammadiyah pada Selasa (6/7) akan dibawa ke sidang pleno Muktamar ke-46 Muhammadiyah.

Menurut dia, dari 13 orang yang terpilih nanti, salah satunya akan ditetapkan menjadi ketua umum PP Muhammadiyah periode 2010-2015.

Menanggapi hasil pemilihan yang berlangsung daam suasana santai, mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif menilai Din Syamsuddin memiliki peluang terpilih kembali menjadi ketua umum periode 2010-2015.

"Jika melihat Din terbanyak memperoleh suara dalam pemilihan 13 anggota pimpinan pusat, maka Din sangat berpeluang menjadi ketua umum lagi," kata Maarif.

Dirinya bahkan bisa memperkirakan jika Din akan bisa mampu terpilih menjadi ketua umum lagi, apalagi yang bersangkutan selama ini menunjukkan sikap bersedia dipilih kembali.

"Tidak mungkin Din tidak mau dipilih lagi sebagai ketua umum," katanya.

Menanggapi hasil pemilihan suara itu, Maarif mengatakan, dirinya berpikir positif dan hasil tersebut sudah menjadi kenyataan yang harus diterima.

Dia mengharapkan sebanyak 13 orang yang tepilih sebagai anggota PP Muhammadiyah periode 2010-2015 bisa tetap kompak.

"Saya harapkan anggota bisa tetap kompak untuk terus bisa bekerja sama dalam upaya terus memajukan Muhammadiyah memasuki abad kedua," katanya mengingatkan.

Namun demikian, dirinya, masih akan bersifat "wait and see" terkait pemilihan ketua umum PP Muhammadiyah yang rencananya akan dilakukan pada Rabu, 7 Juli 2010, di UMY pada pukul 20.00 WIB, sekaligus dilakukan serah terima jabatan PP Muhammadiyah periode 2005-2010 ke periode 2010-2015.

Rencananya Wakil Presiden Boediono, Kamis 8 Juli akan menyampaikan amanat sekaligus menutup muktamar.

Terlempar
Dari hasil penghitungan suara tersebut terdapat sejumlah nama yang terlempar karena tidak masuk dalam 13 besar, diantaranya Muhdi Pr, mantan pimpinan BIN yang namanya pernah dikaitkan dengan meninggalnya aktivis HAM Munir.

Masuknya Muchdi Pr. sebagai salah satu calon tetap anggota PP Muhammadiyah sempat menimbulkan pertanyaan sejumlah kalangan.

Muhdi Pr gagal menjadi anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2010-2015 karena tidak satu pun muktamirin yang mendukungnya.

Masuknya nama Muchdi Pr. sebagai salah satu calon tetap anggota PP Muhammadiyah sempat menimbulkan pertanyaan sejumlah kalangan.

Dengan tidak terpilihnya Muchdi sebagai salah satu dari 13 anggota PP Muhamadiyah, maka peluangnya untuk bisa memilih ketua umum PP Muhamadiyah 2010-2015 tertutup, juga peluang untuk bisa menjabat sebagai ketua umum organisasi Islam tertua di Indonesia itu.

Muhdi Pr di Muhammadiyah duduk sebagai Ketua PP Tapak Suci serta Ketua Dewan Penyantun SD Muhamadiyah Sleman.

Muhammadiyah sendiri tidak mau mencampuri ranah hukum yang dialami Muhdi Pr terkait dengan masuknya dia menjadi calon tetap anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

"Kami sangat menghormati supremasi hukum, dan ketika beliau dinyatakan tidak bersalah maka bisa saja mejadi calon tetap anggota PP Muhammadiyah," kata Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar Menengah Muhammadiyah Abdul Mu`ti.

Mantan direktur IV BIN Muhdi Pr masuk dalam calon tetap anggota PP Muhamadiyah, sekalipun dia diduga terkait dengan meninggalnya aktivis HAM Munir.

Namun keputusan hukum meyatakan bahwa Muhdi tidak bersalah atas kasus meninggalnya Munir tersebut.

Menurut Mu`ti, masuknya Muhdi telah sebagai calon tetap anggota telah memenuhi syarat administrasi, mengingat yang bersangkutan telah menjadi anggota sejak 2006.

"PP Muhammadiyah sudah memutuskan bahwa Muhdi telah memenuhi syarat menjadi calon tetap anggota, dan beliau memang dicalonkan," katanya.

Sekalipun Muhdi dinyatakan tidak bersalah, tambahnya, jika nanti ternyata ada bukti baru yang membuat jadi terhukum, maka Muhammadiyah tidak akan melindunginya.

"Kami tidak akan membabi-buta dengan melindungi orang yang bersalah secara hukum, dan itu sebagai bentuk menjunjung tinggi supremasi hukum," kata Mukti.(A025/A011)

Oleh Oleh Ahmad Wijaya
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010