Paris (ANTARA News/AFP) - Sebuah bom telah menewaskan seorang tentara Prancis yang bertugas bersama pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Afghanistan, kata kantor Presiden Nicolas Sarkozy, Selasa.

Kematian itu menambah jumlah tentara Prancis yang tewas di Afghanistan menjadi 45 sejak pengerahan mereka pada Januari 2002.

"Presiden telah mempelajari pagi ini dengan kesedihan yang mendalam mengenai kematian di Afghanistan seorang sersan staf" dalam resimen teknik dari Valdahon di Pracis timur, istana kepresidenan mengatakan dalam satu pernyataan.

Bintara itu, menurut pernyataan tersebut, merupakan bagian dari detasemen yang memimpin jalan dalam operasi pengintaian di sebuah jalan dekat satu desa yang disebut Sherkel di sebelah timurlaut Kabul.

"Sebuah bom rakitan meledak, mengakibatkan bintara itu luka berat. Ia meninggal karena lukanya di sebuah rumah sakit di Kabul," tambahnya.

Sebagian besar dari 3.500 tentara Prancis di Afghanistan ditempatkan di sejumlah distrik di sekitar Kabul dan di bagian timur negara itu, tempat mereka merupakan bagian dari pasukan multinasional pimpinan NATO yang memerangi pasukan Taliban.

Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpiann NATO Selasa juga mengumumkan empat kematian di bagian selatan negara itu yang bergolak, tanpa memberikan kewarnegaraan mereka, sesuai kebijakannya.

Sebanyak 102 tentara asing tewas dalam perang di Afghanistan dan sejjumlah luka berat Juni lalu.

Bintara Prancis itu "telah membayar dengan hidupnya bagi komitmen Prancis untuk membantu perdamaian dan keamanan rakyat Afghanistan," kata pernyataan presiden tersebut.

Sarkozy "mengecam keras kekerasan buta ini dan menyampaikan keputusan Prancis untuk terus bekerja di Pasukan Bantuan Keamanan Internasional".(*)

(Uu.S008/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010