Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis pagi masih turun dalam kisaran sempit, karena pelaku pasar belum aktif dengan tidak adanya faktor penggerak pasar.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah 15 poin menjadi Rp9.065-Rp9.075 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.050-Rp9.060.

Direktur Currency Management Group, Farial Anwar di Jakarta, Kamis mengatakan, rupiah cenderung berkisar antara Rp9.050 sampai Rp9.100 per dolar yang telah berlangsung sejak dua pekan lalu.

Hal ini terjadi karena pelaku lokal masih menunggu reaksi dari pelaku asing, setelah adanya upaya dari Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga kredit bank.

BI mengharapkan bunga kredit bank bisa turun dalam upaya memicu ekonomi nasional bisa tumbuh di atas enam persen, tuturnya.

Farial Anwar mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional saat ini hanya didukung sektor konsumsi, apabila sektor produksi yang mulai bergerak tumbuh lebih baik lagi maka pertumbuhan ekonomi nasional akan dapat melewati angka 5,7 persen.

Karena itu BI mengharapkan perbankan segera meningkatkan pertumbuhan kredit yang diharapkan bisa mencapai hingga 24 persen yang saat ini hanya sekitar 20 persen, katanya.

Sebelumnya Bank Dunia menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,7 persen dinilai lambat, karena itu pemerintah diharapkan segera mencairkan anggaran belanja modal lebih cepat.

Menurut dia, peluang rupiah untuk menguat sebenarnya cukup besar, apabila semua rencana dari pemerintah berjalan dengan lancar, meski pertumbuhan ekonomi global masih tak menentu.

Pemerintah kemungkinan akan fokus pada pertumbuhan ekonomi dengan melakukan perdagangan di kawasan Asia yang tumbuh lebih pesat dibanding kawasan Eropa dan Amerika Serikat, katanya.
(h-CS/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010