Jakarta (ANTARA News) - Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo mengatakan, penganiayaan aktivis ICM, Tama S Langkun diduga terkait dengan laporan rekening mencurigakan milik sejumlah perwira Polri.

"Kemungkinan besar, latar belakang penganiayaan karena aktivitas Tama di ICW terutama soal laporan rekening gendut Polri," katanya di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, bisa saja kasus itu karena mofif lain misalnya masalah parampokan atau masalah pribadi namun kecil sekali kemungkinannya.

"Kalau karena perampokan, saya rasa tidak mungkin karena tidak ada barang yang diambil dari Tama," katanya.

Jika dilihat dari masalah pribadi, ujar Adnan, juga kecil kemungkinan karena dia tidak memiliki masalah pribadi dengan pihak lain.

Sebelumnya, Tama Satya dianiaya segerombolan orang tak dikenal di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Kamis sekitar pukul 04.00 WIB.

Aktivis anti korupsi ini sedang dalam perjalanan ke kantor ICW di Kalibata.

"Tama dihadang bersama temannya oleh satu mobil berwarna perak dan sebuah sepeda motor," kata peneliti hukum ICW Febri Diansyah.

Tama, ujar Febri, dipepet oleh mobil sampai jatuh, dan kemudian dua orang pengendara sepeda motor menganiaya dia.

Tama babak belur dan mengalami luka bagian kepala yang cukup parah sehingga harus mendapatkan 29 jahitan di bagian depan dan belakang kepala.

Hingga kini, Tama masih mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Asri Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Febri juga memaparkan, berdasarkan sejumlah saksi para pemukul tersebut berbadan tegap.

ICW kerap melakukan investigasi terhadap sejumlah dugaan kasus korupsi, antara lain LSM tersebut baru saja mendesak KPK agar segera menelusuri sejumlah transaksi mencurigakan yang terkait dengan rekening berbagai pejabat Polri.

ICW juga melaporkan kasus rekening itu ke Satgas Pemberantasan Mafia Hukum.
(S027/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010