Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis siang tetap melemah

menjadi Rp9.065-Rp9.075 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.050-Rp9.060 atau turun 15 poin, karena aksi lepas rupiah masih berlanjut.

Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan, rupiah seharus bisa bergerak naik setelah adanya pernyataan bahwa pertumbuhan ekonomi Asia, khususnya Indonesia, setelah China dan India merupakan paling tinggi yang mendorong investor asing beralih ke pasar Asia.

Aktifnya investor asing bermain di pasar Indonesia, namun sampai saat ini masih belum dapat menggerakkan sektor riil, karena mereka lebih cenderung bermain di instrumen Bank Indonesia dan Surat Utang Negara (SUN), katanya.

Rupiah, menurut dia, melemah, karena pelaku pasar masih hati-hati untuk bermain di pasar, setelah Bank Indonesia (BI) membuat aturan baru mengenai penempatan dana asing di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang harus diendap minimal satu bulan.

Bahkan lelang SBI untuk hari ini cenderung lesu, karena peminat asing menahan diri untuk turun ke pasar, katanya.

Meski demikian, lanjut dia peluang rupiah untuk naik masih besar, karena investor asing diperkirakan akan meningkatkan investasi di Indonsia.

Pelaku lebih optimis untuk bermain di Indonesia yang dinilai stabil dengan pertumbuhan ekonominya yang terus meningkat, katanya.

Menurut dia, besarnya dana asing di dalam negeri harus dapat dimaksimalkan agar dapat mendorong sektor riil bisa bergerak lebih maju.

Namun pemerintah juga harus memperketat moneternya agar dana asing yang masuk itu tidak berdampak negatif di kemudian hari, ucapnya.

Pelaku pasar optimis rupiah kedepan akan dapat kembali menguat hingga mencapai angka Rp9.000 per dolar, karena pelaku asing makin aktif di pasar domestik ketimbang bermain di kawasan Eropa dan Amerika Serikat yang ekonominya masih tak menentu.
(T.H-CS/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010