Bandarlampung (ANTARA News) - Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, Ilham Akbar Habibie, mengatakan usaha mikro, kecil, dan menengah hanya menghasilkan 56 persen produk domestik bruto.

"Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia mencapai 99 persen, sisanya satu persen dari usaha besar. Namun, usaha besar itu mampu menghasilkan 44 persen produk domestik bruto (PDB)," kata dia pada seminar nasional "Peranan UMKM dan Teknologi Informasi dalam Menghadapi Pasar Bebas," yang diselenggarakan ICMI Wilayah Lampung, di Bandarlampung, Kamis.

Putra mantan Presiden Indonesia, B.J. Habibie itu mengatakan infrastruktur, seperti jalan, bandara, pelabuhan, serta listrik sebagai hal terpenting guna menciptakan investasi UMKM yang maju.

Karena itu, lanjut dia, UMKM harus berbenah guna meraih peluang dan bersaing dalam kompetensi pasar bebas.

Ia pun menjelaskan bahwa Lampung memiliki sektor primadona usaha dari pertanian dan industri kelautan, namun masih ada kendala untuk pengembangannya, yakni infrastruktur, energi, dan sumber daya manusia.

Ketua ICMI Wilayah Lampung, Muhajir Utomo, menjelaskan guna mengembangkan UMKM harus ada upaya dari pemerintah, terutama pada industri yang berpotensi, seperti agrobisnis.

Ia pun menyoroti permasalahan pelaku agro, yakni berhenti pada produk primer, seperti hanya menjual jagung, singkong, atau kelapa.

"Sementara hilirnya dikuasai perusahaan, dan ini menjadikan minimnya kesejahteraan petani di Lampung," katanya.

Muhajir Utomo, mantan Rektor Unila itu, mengatakan pemerintah harus membuat kluster berbagai bahan agro dari hulu hingga hilir sesuai karakteristik potensi daerahnya.

"Pemerintah juga harus lebih berkomitmen mengembangkan infrastuktur dan pendidikan, karena usaha kian berkembang dengan adanya pengetahuan dari masyarakat, terutama teknologi," kata dia lagi.

Untuk meningkatkan UMKM di Lampung, Muhajir memandang perlu campur tangan pemerintah, terutama dalam hal kemudahan akses permodalan.

"Persoalan lain dan menjadi utama adalah permodalan. Karena itu, perlunya kemudahan akses bagi pelaku agro untuk mendapatkannya," katanya menyarankan.(*)

(T013/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010