Medan (ANTARA News) - Politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Brilian Moktar berpendapat bahwa Satuan Polisi Pamong Praja sama sekali tidak perlu dipersenjatai dengan senjata api.

"Tidak perlu. Satpol PP sama sekali tidak butuh senjata api," kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Sumatera Utara itu ketika menjawab ANTARA di Medan, Minggu.

Menurut Brilian Moktar, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) berfungsi sebagai alat pengaman peraturan daerah (perda), peraturan gubernur (pergub) atau paraturan wali kota dan bupati.

Satpol PP sama sekali tidak membutuhkan senjata api untuk menjalankan tugas dan fungsinya itu. "Karena itu jangan sampai ada alokasi dana APBD untuk membeli senjata api Satpol PP, terutama di Sumut," ujarnya.

Satpol PP, katanya menambahkan, merupakan aparat sipil bentukan pemerintah daerah yang kemudian tidak harus dipertentangkan dengan rakyat.

Brilian Moktar berharap pemerintah daerah tidak menganggap rakyatnya sebagai musuh, sehingga merasa perlu mempersenjatai Satpol PP.

"Satpol PP berfungsi mengamankan kepentingan daerah yang notabene juga kepentingan rakyat. Satpol PP bukan pembasmi kejahatan, jadi untuk apa harus dipersenjatai segala," tegas Bendahara Fraksi PDI Perjuangan itu.

Ia juga berharap pemerintah membatalkan rencana pemberian senjata api untuk anggota Satpol PP, karena dinilai sangat tidak tepat.

Pada bagian lain ia mengatakan, dalam menjalankan tugas dan fungsinya Satpol PP harus lebih mengedepankan pendekatan persuasif, supaya masyarakat taat dan mematuhi peraturan yang diterapkan daerah.

Ia juga mengingatkan kemungkinan senjata api dapat membuat Satpol PP menjadi semakin arogan ketika bertugas di lapangan dan berhadapan dengan rakyat.

Selain itu, tugas Satpol PP berbeda jauh dengan aparat penegak hukum seperti polisi yang berhadapan dengan penjahat atau TNI dengan musuh negara, sehingga diperlukan senjata api bahkan bila perlu yang super canggih.

"Apa pun ceritanya, senjata api untuk Satpol PP merupakan kebijakan yang sangat-sangat tidak tepat. Apalagi, tidak semua orang bisa dipercaya memegang senjata api, karena membutuhkan uji psikologi, proses pelatihan yang panjang dan segala macamnya," demikian Brilian Moktar.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010