Solo (ANTARA News) - Koreograf asal Belanda Andre Leine dan Harijono Roebana yang tergabung dalam "LeineRoebana Company" melirik penari asal Indonesia untuk pentas tari kontemporer di Belanda pada 2011.

"Pementasan tari kontemporer itu bertujuan untuk memadukan penari Belanda dan penari Indonesia dengan menyatukan dua gaya khas tarian masing-masing negara," kata Manajer Produksi Pertunjukkan Tari Solo Fafa Utami dalam acara "Premiere Dance Performance LeineRoebana - Ghost Track" di Solo, Minggu.

Dia mengatakan pihaknya menyambut baik keinginan LeineRoebana untuk menarik penari Indonesia ke Belanda. "Ini dapat mengenalkan tari kebudayaan Indonesia kepada masyarakat Belanda di sana," katanya.

Dijelaskan para penari yang terpilih dari seluruh Indonesia tersebut akan dilatih menari oleh LeineRoebana selama satu bulan di Belanda dan dipentaskan ke beberapa kota di sana.

Menurut dia, pemerintah Belanda juga turut mendukung dan membantu dalam pelatihan ini. "Para penari terpilih dari Indonesia ini nantinya akan dibiayai oleh LeineRoebana Company dan pemerintah Belanda selama di sana," katanya.

Setelah dipentaskan dari satu panggung ke panggung lain di Belanda, kata dia, tahun 2012 renacananya tarian kontemporer tersebut akan ditampilkan pula di Indonesia.

"Kami juga ingin mengapresiasikan tarian hasil pelatihannya tersebut di negara sendiri" katanya.

Dia berharap penari Indonesia yang ikut program latihan di Belanda tidak hanya mendapatkan ilmu dalam gerak dan penghayatan tari saja, tetapi juga dapat melatih kedisiplinan dan kerja keras serta memperoleh ilmu tentang kebudayaan dan sosial di sana.

"Biasanya di Belanda dalam sehari para penari melakukan latihan tari selama tujuh hingga delapan jam. Berbeda jauh dengan penari Indonesia yang hanya melakukan latihan selama dua hingga tiga jam," katanya.

LeineRoebana rencananya akan mempertunjukkan tarian "ghost track" ini ke beberapa kota di Indonesia sekaligus mengaudisi dan memilih beberapa penari di kota tersebut agar tidak hanya terpusat pada penari dari satu daerah, tetapi dari berbagai penjuru demi terjalinnya kerja sama kebudayaan antara Belanda dan Indonesia.(ANT/D007)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010