Siaran pers (MK) yang diterima di Jakarta, Senin, menyebutkan, sejarah konferensi itu bermula ketika pertama kali digagas pada September 2003 di Jakarta yang kemudian rutin digelar setiap tahun.
Kemudian konferensi itu diselenggarakan di Bangkok, Thailand pada 2004, lalu di Jiaanbatar, Mongolia dan konferensi ke-4 pada 2006 berlangsung di Manila, Filipina, kemudian di Seoul, Korea Selatan pada 2007 dan Jiaanbatar, Mongolia pada 2009.
Acara itu merupakan forum pertukaran pengalaman dan informasi di antara para hakim konstitusi terkait dengan penanganan perkara-perkara konstitusional ataupun praktik-praktik ketatanegaraan terbaik di negara masing-masing.
Konferensi ke-7 kali ini mempunyai makna dan target prestasi yang jauh lebih besar, selain diikuti oleh delegasi MK negara-negara Asia, konferensi ini juga akan dihadiri para ketua dan hakim MK negara-negara di luar kawasan Asia.
Sampai 9 Juli 2010, sejumlah 26 negara termasuk Indonesia telah memberikan konfirmasi kehadirannya pada konferensi kali ini.
Konferensi akan dihadiri oleh delegasi Azerbaijan, Brunei Darussalam, Filipina, Kamboja, Kazakhstan, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Mongolia, Nepal, Singapura, Srilangka, Tajikistan, Thailand, Timor Leste, Uzbekistan, dan Indonesia.
Negara-negara di luar Asia yang telah memberikan konfirmasi kehadiran adalah Australia, Jerman dan Turki, Kolombia, Venezuela, Meksiko serta Maroko dan Mesir.
MK RI sejak berdiri telah menjalin kerja sama secara resmi dengan berbagai MK negara lain seperti Jerman, Austria, Turki, Korea Selatan, Thailand, Hongaria, Ukraina dan Afrika Selatan.
MK juga akan melakukan formalisasi kerja sama melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) dengan MK Maroko.
Kerja sama yang direncanakan akan ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal yang disaksikan Ketua MK masing-masing.
(Tz.H-CS/S027/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010
