Jakarta (ANTARA News) - Berbagai kasus ledakan tabung gas elpiji diharapkan tidak sampai mengganggu strategi energi nasional yang salah satunya berupa pengalihan bahan bakar dari minyak tanah ke gas.

"Kasus meledaknya tabung elpiji ini tidak boleh mengganggu strategi energi nasional penggunaan gas, listrik, dan energi lainnya termasuk panas bumi, angin, batu bara, matahari, bahkan nuklir pada saatnya," kata Ketua Ikatan Alumni UI Jakarta Agus Muldya Natakusumah di Jakarta, Selasa.

Untuk itu, lanjut Agus Muldya Natakusumah, pemerintah dan pihak terkait seperti Pertamina, kepolisian dan instansi lainnya yang bisa melakukan pencegahan, hendaknya segera mengambil berbagai langkah konkret menangani berbagai kasus ledakan tabung gas, termasuk menyantuni para korban, dan mencegah terulangnya hal serupa di kemudian hari.

"Jangan hanya diam dan cuma minta pengertian serta minta maaf sama masyarakat tanpa tanggung jawab yang nyata," kata Direktur Eksekutif Indo Solution, perusahaan jasa konsultan tersebut.

Dikatakannya, banyak spekulasi berkembang terkait kasus ledakan tabung gas, dari yang rasional seperti kemungkinan terjadi masalah pada tabung, selang, atau regulator, hingga yang tidak rasional atau tepatnya satire yakni untuk mengurangi penduduk miskin mengingat kelompok ini pengguna utama gas dalam kemasan tabung tiga kilogram.

Tentu, kata Agus, kemungkinan yang rasional yang harus ditangani, misalnya, kelayakan dan keamanan tabung gas serta ketertiban distribusi.

"Salah satu jalannya adalah seluruh tabung gas dilakukan sertifikasi kembali dan setelah itu ditertibkan dan dikontrol proses pendistribusiannya. Jika ada yang melakukan pelanggaran bisa dicabut izinnya dan dikenai hukuman apabila membahayakan masyarakat," katanya.

Yang tidak kalah pentingnya , kata Agus, perlu dilakukan sosialisasi yang sistemik dan terintegrasi, dari tingkatan agen, usaha angkutan elpiji, penjual elpiji di perumahan serta pengguna elpiji.

"Sosialisasi yang dilakukan jangan lagi hanya normatif, tetapi harus dengan sosialisasi yang menggunakan jaringan masyarakat, tokoh masyarakat, organisasi, karang taruna, PKK, serta sosialisasi berbasiskan evaluasi kondisi yang terjadi dilapangan," katanya.

Dikatakannya, elpiji sesungguhnya barang yang aman dan sudah biasa digunakan. Jika di Indonesia terjadi banyak kasus ledakan, data Pusat Kebijakan Publik (Puskepi) menyebutkan 189 kasus dari tahun 2008-Juli 2010, tentunya ada hal-hal yang harus dibenahi.

(S024/A011/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010