Jakarta (ANTARA) - Kementerian ESDM mengirimkan dua teknisi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) Badan Litbang ESDM untuk membantu pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan utara Bali.

Tim teknisi P3GL Kementerian ESDM, yang ditugaskan adalah Wilman Darmawan dan Sahnedi. Mereka bergabung dengan tim operasi gabungan yang dipimpin Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sejak 22 April 2021 hingga nanti pada 28 April 2021.

Selain menerjunkan personel, dikutip dari laman Kementerian ESDM di Jakarta, Jumat, turut pula dikirimkan bantuan peralatan marine magnetic seaspy magnetometer milik P3GL yang digunakan untuk mendeteksi perkiraan lokasi kapal selam.

Alat ini umumnya digunakan sebagai peralatan survei geofisika untuk mengetahui kondisi geologi bawah permukaan berdasarkan sifat kemagnetannya.

Secara prinsip kerja marine magnetometer identik dengan alat metal detector, yang membedakan hanyalah threshold dari keduanya.

KRI Nanggala 402 hilang kontak saat menggelar latihan penembakan rudal di perairan utara Bali pada Rabu (21/4/2021) sekitar pukul 03.00 WIB.

Kapal tersebut diduga mengalami blackout atau mati listrik total. Hal itu, membuat awak kapal tidak dapat melakukan proses kedaruratan berupa tombol darurat untuk membuat kapal timbul ke permukaan.

KRI Nanggala merupakan kapal selam buatan Jerman pada 1977 yang masuk jajaran TNI AL pada 1981.

Saat mengarungi laut utara Bali itu, kapal selam berisi 53 awak, terdiri atas 49 anak buah kapal (ABK), satu komandan satuan, dan tiga personel arsenal.

Baca juga: Presiden Jokowi perintahkan pencarian optimal KRI Nanggala 402

Baca juga: Anggota DPR minta Kemhan evaluasi penggunaan Alutsista tua


 

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021