Surabaya (ANTARA News) - Tim Persebaya Surabaya akhirnya bisa berangkat ke Palembang untuk menghadapi Sriwijaya FC pada babak delapan besar Piala Indonesia, Jumat (16/7), setelah pengurus mendapatkan sejumlah dana pinjaman.

Menurut rencana, rombongan tim Persebaya yang dipimpin pelatih Rudy William Keltjees berangkat ke Palembang pada Kamis (15/7) pagi dengan membawa sebanyak 18 pemain.

"Setelah putar-putar ke sana kemari, akhirnya saya dapat pinjaman uang untuk memberangkatkan anak-anak ke Palembang," kata Ketua Umum Persebaya Saleh Ismail Mukadar di Surabaya, Rabu.

Namun, Saleh Mukadar enggan menyebutkan dari siapa dana itu diperoleh, termasuk besarnya pinjaman tersebut.

"Kalian tidak perlu tahu, karena yang penting tim bisa berangkat dan bertanding. Mudah-mudahan anak-anak main bagus, syukur-syukur bisa menang atau seri," tambahnya.

Keberangkatan Persebaya ini di luar kebiasaan, karena tim berjuluk "Bajul Ijo" ini selalu berangkat dua hari menjelang pertandingan saat menjalani tur di luar kandang.

Krisis keuangan yang dialami manajemen tim beberapa bulan terakhir, memaksa Persebaya harus mengubah jadwal keberangkatan. Bahkan, krisis keuangan itu juga mengakibatkan gaji pelatih dan pemain belum terlunasi.

Pelatih Persebaya Rudy Keltjees mengaku bersyukur timnya mendapat kepastian bisa menuju kandang Sriwijaya FC, setelah beberapa hari terakhir dihinggapi kekhawatiran.

"Saya jamin seluruh pemain yang saya bawa ke Palembang siap bermain habis-habisan meladeni Sriwijaya, kendati mungkin kami tidak sempat mencoba lapangan Stadion Jaka Baring," ujarnya.

Menghadapi Sriwijaya FC, Keltjees tidak bisa menurunkan gelandang serang John Tarkpor yang sedang terserang virus malaria.

Selain itu, bek sayap Satrio Syam dan pemain tengah Lucky Wahyu juga ditinggal karena kondisinya belum fit setelah sembuh dari sakit.

"Sriwijaya tim bagus dan materi pemainnya cukup berkualitas. Tapi, kami tidak gentar dan siap meladeni mereka. Target saya anak-anak tidak boleh kalah, itu saja," tambah Keltjees. (*)
(ANT/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010