Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan melemah tipis di tengah variasi pergerakan mata uang regional Asia.

Rupiah ditutup melemah 5 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.525 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.520 per dolar AS.

Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Jumat, mengatakan, memang masih minimnya sentimen positif dari dalam negeri membuat rupiah banyak dipengaruhi oleh sentimen global, terutama kenaikan kasus baru COVID-19 global.

Baca juga: Rupiah akhir pekan melemah, dibayangi kenaikan kasus COVID-19 global

"Dolar AS juga cenderung menguat dalam dua hari terakhir, sedikit rebound setelah sempat menyentuh level terendah dalam beberapa pekan," ujar Rully.

Dolar AS sendiri sebenarnya tertekan di awal perdagangan Jumat (23/4) ini setelah kabar rencana kenaikan pajak pendapatan kapital di AS yang diumumkan oleh Presiden Joe Biden.

Kenaikan pajak pendapatan kapital tersebut direncanakan sebesar 39,5 persen, dari sebelumnya 20 persen.

Baca juga: Rupiah Jumat pagi melemah 18 poin

Hal itu menyebabkan turunnya minat pelaku pasar terhadap investasi di AS, karena pajak pendapatan kapital umumnya dikenakan pada penjualan saham, surat berharga, logam berharga, dan properti perumahan

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.525 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.525 per dolar AS hingga Rp14.550 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat melemah menjadi Rp14.548 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.530 per dolar AS.
 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021