Los Angeles (ANTARA News) - Apa jadinya jika pria yang dulunya menjadi idola wanita, dan sekarang tiba-tiba ditinggalkan karena si pria itu tidak lagi tahu apa yang diinginkan wanita.

Mel Gibson adalah pria itu. Ia dinobatkan menjadi pria terseksi pertama oleh majalah People tahun 1985. Pamornya tetap bertahan dan para kaum hawa tetap mengidolakan dirinya. Terlebih ketika ia membintangi "What Women Want" tahun 1995.

Berbondong-bondong kaum hawa melihat aksi Gibson lewat perannya sebagai seorang eksekutif chuvinistik yang mampu membaca pikiran wanita.

Namun pekan lalu, semua pesona Gibson di mata wanita runtuh ketika rekaman pertengkaran dengan mantan pacarnya Oksana Grigorieva beredar. Dari rekaman tersebut, terdengar makian mirip suara Gibson yang betul-betul melukai hati para wanita pengagumnya.

"Sangat mengejutkan mendengar pria yang tadinya kita anggap mempesona dan cerdas seperti tampak dalam perannya di film, ternyata kini pengecut," ungkap Bonnie Fuller editor Hollywoodlife.com

"Coba tebak! Mel tidak tahu 'what women want'!" tambahnya.

Adalah situs selebriti RadarOnline.com yang membeberkan percakapan telepon Gibson (54) dengan Oksana Grigorieva (40), ibu dari bayi perempuannya. Kedua mantan pasangan tersebut kini terjebak dalam pahitnya pengadilan terkait perebutan hak asuh anak semata wayang mereka.

Juru bicara Gibson menolak berkomentar tentang rekaman tersebut maupun membantah bahwa suara dalam rekaman tersebut benar suara Gibson.

Sherif Los Angeles tengah menyelidiki kasus kekerasan dalam rumah tangga dengan dugaan Gibson telah memukul wajah Grigorieva dan mematahkan giginya pada Januari lalu.

Dalam rekaman, dengan nada marah, Gibson memaki mantan kekasihnya itu. Gibson juga menggunakan umpatan rasis dalam bahasa Latin dan Afrika-Amerika.

Lalu apakah ini semua akan mempengaruhi karir Gibson? Ternyata media lebih fokus memberitakan kelanjutan karir Gibson dan cacian rasis-nya dibanding makian yang menyebut Grigorieva sebagai wanita murahan.

Karir Gibson diprediksi akan baik-baik saja karena kemampuan keuangannya untuk mendanai filmnya sendiri seperti yang dilakukan ketika memproduksi "The Passion of The Christ". Ada sedikit keraguan wanita yang pernah mengagumi Gibson akan membencinya setelah rekaman tersebut beredar.

"Sudah banyak profesional di industri ini yang 'mengasingkan' wanita dan mereka tidak pernah kembali lagi," ujar Kim Masters editor The Hollywood Reporter.

Joy Behar, salah satu host talkshow wanita 'The View' mengatakan bahwa Gibson tidak diterima karena anti-Semit dan rasis.

"Mel Gibson telah menjadi 'persona non grata' - orang yang tidak diinginkan - di seluruh Hollywood. Tapi bukan karena perlakuannya terhadap wanita," ungkap Melissa Silverstein yang menjalankan blog Women & Hollywood.

"Orang harus berbicara tentang hal-hal anti-perempuan sebanyak mereka berbicara tentang hal-hal rasis," tambahnya seperti dilaporkan Reuters.

Silverstein memberikan bukti lain. Ketika Gibson mengeluarkan perkataan kasar anti-Semit tahun 2006, beberapa pemain besar seperti Sonny Pictures dan agen pencari bakat, Ari Emanuel mencelanya. Namun untuk kasus yang terjadi tahun ini, belum ada pernyataan dari para pemain Hollywood.

"Ini merupakan indikasi keberadaan perempuan di Hollywood, ini soal kekuatan dan para pria mempunyai itu," tambahnya.
(m-ela/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010