Mamuju (ANTARA News) - Harga telur di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat kembali merangkak naik dari harga Rp23.000/rak menjadi Rp26.000/rak.

Abidin, salah seorang pedagang warung makanan di Mamuju, Kamis, mengatakan, harga telur pada tingkat pedagang di pasar tradisional Mamuju mulai bergerak naik sejak beberapa hari terakhir.

"Harga telur dari hari ke minggu terus bergerak naik, kemungkinan karena kurangnya pasokan dari luar daerah," kata dia.

Ia mengatakan, naiknya harga telur tersebut juga dimungkinkan karena tingkat kebutuhan telur semakin banyak, seiring dengan akan masuknya bulan puasa.

"Biasanya, jelang bulan puasa, harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional bergejolak tinggi karena tingkat permintaan dari masyarakat juga semakin banyak," tuturnya.

Dikatakannya, bukan hanya harga telur yang bergerak naik, namun kebutuhan lain seperti lombok, bumbu-bumbuan, gula merah, gula pasir, terigu, minyak curah, susu kaleng maupun kebutuhan lainnya pasti ikut bergerak naik jelang pelaksanaan bulan puasa.

"Memasuki bulan ramadhan, sejumlah kebutuhan dapur pasti bergejolak tinggi akibat tingginya permintaan dari konsumen," jelasnya.

Hal ini juga dikatakan oleh, Hj. Rahmi, salah seorang pedagang telur yang mangkal di pasar tradisional Mamuju.

"Harga telur dan kebutuhan dapur lainnya mulai bergerak naik akibat pasokan dari luar daerah sangat terbatas," kata dia.

Ia mengatakan, sebelumnya pasokan telur yang didapatkan dari agen biasanya mencapai 100 rak, namun, kondisi berbeda sejak beberapa hari terakhir yang hanya mampu didapatkan dari tingkat agen telur hanya sekitar 50 rak.

"Pasokan telur kian menipis, sehingga mempengaruhi harga telur di pasar melonjak," tuturnya.

Dia mengungkapkan, kemungkinan besar harga telur tersebut akan kembali bergejolak naik seiring dengan akan masuknya bulan ramadhan.

"Biasanya, saat bulan puasa tiba, rata-rata kebutuhan pokok dipastikan bergerak tinggi karena tingkat permintaan dari masyarakat juga tinggi," ucapnya. (ACO/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010