Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin sore melemah di atas angka Rp9.050 menjadi Rp9.053-Rp9.063 per dolar, karena pelaku masih melepas rupiah, meski tekanan jualnya berkurang.

Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga di Jakarta, mengatakan, pergerakan rupiah sepanjang pekan ini diperkirakan akan tetap menyempit, karena belum adanya faktor kuat yang mendorong untuk naik lebih jauh.

"Kami memperkirakan rupiah masih dalam kisaran Rp9.050 sampai Rp9.100 per dolar, " ujarnya.

Gejolak rupiah, menurut dia yang tak menentu kadang naik dan turun, karena pelaku pasar hati-hati untuk masuk ke pasar sambil menunggu perkembangan lebih lanjut.

Pelaku masih khawatir dengan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan krisis keuangan Eropa yang masih tak menentu, sehingga mereka lebih cenderung mencari aman saja dalam bermain, katanya.

Rupiah, lanjut dia, sulit untuk bisa mencapai angka Rp9.000 per dolar, meski sempat mencapai angka Rp9.032 per dolar, namun kemudian kembali melemah hingga di atas Rp9.050 per dolar.

Namun posisi rupiah saat ini dinilai masih tetap bagus dan dalam kondisi yang aman, katanya.

Kedepan, menurut Edwin Sinaga, peluang rupiah untuk naik masih tinggi, karena pelaku asing diperkirakan akan menaikkan portofolio di dalam negeri melihat pertumbuhan ekonomi nasional akan tumbuh lebih dari enam persen.

Kondisi ini didukung pula meningkatnya penyaluran kredit perbankan, maka ekononomi akan semakin tumbuh lebih cepat, ujarnya.

Indonesia yang merupakan negara Asia ketiga, setelah China dan India, yang pertumbuhan ekonomi terus meningkat sangat menarik bagi pelaku asing untuk menambah investasinya.

Karena itu peluang rupiah untuk naik lagi masih sangat besar untuk mencapai angka Rp9.000 per dolar, tuturnya.
(h-CS/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010