Serang (ANTARA News) - Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Koijiro Shiojiri, Senin, mengunjungi Pondok Pesantren Assa`adah di Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, yang salah satu siswanya ikut pertukaran pelajar Indonesia-Jepang.

Koijiro datang dalam rangka program Japan East Asia Network of Exchange for Student and Youth (Jenesys). Salah satu siswa Pondok Pesantren Assa`adah itu terpilih menjadi peserta pertukaran pelajar dengan Pemerintah Jepang.

Pimpinan Pondok Pesantren Assa`adah Mujiburrahman, mengatakan, setiap tahun, di seluruh Indonesia dipilih 90 orang siswa dari berbagai pesantren untuk ikut dalam pertukaran pelajar.

"Alhamdulilah salah satu siswa kita terpilih setelah melalui seleksi. Meski pesantren kami tinggal di kampung, kami tidak kampungan," katanya.

Mujiburrahman berharap, kedatangan Duta Besar Jepang bisa memotivasi para siswa di pesantrennya untuk bisa maju seperti masyarakat Jepang.

"Kami ingin punya negara yang maju dan dihormati, seperti Jepang," katanya.

Mujiburrahman bertekad membangun pesantrennya menjadi pesantren bertaraf internasional dan mengubah citra pesantren di masyarakat kebanyakan bahwa pesantren itu kumuh.

"Pesantren itu masih dianggap menjadi tempat buangan bagi anak-anak nakal dan yang tidak diterima di sekolah lain," katanya.

Koijiro Shiojiri dalam kesempatan itu mengatakan bahwa hubungan Indonesia dengan Jepang saat ini terjalin cukup baik meski Indonesia adalah negara bekas jajahan Jepang.

Bertahun-tahun, lanjut Koijiro, pasca kekalahan Jepang dalam perang dunia II, Jepang berusaha mengubah citra sebagai penjajah tersebut.

"Saya sudah tinggal dua tahun di Indonesia dan ternyata Jepang dan Indonesia memiliki banyak kemiripan. Indonesia adalah negara pantang menyerah dan memiliki semangat yang tinggi sama seperti kami," katanya.

Menurut Koijiro, Jepang dan Indonesia bertekad untuk mencerdaskan masyarakat dengan berbagai program pendidikan, salah satunya adalah pertukaran pelajar.

"Jepang sangat terbuka untuk bisa bertukar ilmu pengetahuan dengan Indonesia," katanya.

Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Provinsi Banten Sigit Suwitarto berterimakasih kepada Pemerintah Jepang yang turut serta dalam upaya mencerdaskan dan memajukan masyarakat Banten.

"Jepang merupakan negara mitra perdagangan terbesar Indonesia. Ada 10 ribu lebih masyarakat Jepang yang tinggal di Indonesia dan ada sekitar 20 ribu masyarakat Indonesia yang tinggal di Jepang," katanya.

Sigit berharap, kerjasama tersebut bisa membangkitkan perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia, khususnya Banten.
(U.ANT-211/R010/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010