Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Kepresidenan Julian A Pasha membantah jika Istana menolak kedatangan korban ledakan tabung gas.

"Presiden memang menyampaikan agar semua hal yang terkait dengan penanganan korban ledakan tabung gas dapat ditangani dengan baik, diterima dengan baik," kata Juru Bicara Kepresidenan Julian A Pasha di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa.

Ia membantah informasi yang menyebutkan jika Istana menolak kedatangan korban ledakan tabung gas. "Sama sekali tidak menolak. Saya kira ada mispersepsi, miskomunikasi di sini. Saya sendiri yang langsung berbicara dan saya juga yang mengontak Pertamina dan memberitahukan bahwa ada korban dari Jawa Timur dan sekarang ada di Istana Negara," katanya.

Ia menjelaskan bahwa ia kemudian meminta Rumah Tangga Kepresidenan untuk menyediakan kendaraan khusus guna membawa korban ke Pertamina.

"Kami minta pihak Pertamina untuk segera menerima dengan baik mereka," katanya.

Ia mengatakan bahwa hal itu telah dikoordinasikan dengan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih .

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono , kata Julian, telah menginstruksikan kepada Menteri Kesehatan untuk berkoordinasi dengan Pertamina guna menangani hal itu.

Sebelumnya pada Senin (19/7) sekitar pukul 13.00 WIB, Susi Haryani (29) dengan menggendong anaknya, Ridho Januar (4,5) tiba di pelataran parkir gedung Sekretariat Negara namun tidak mengetahui apa yang harus dilakukannya untuk bisa bertemu Presiden.

Bagi Susi, kondisi keuangan yang menghimpit ditambah musibah yang menimpa anaknya akibat ledakan tabung gas elpiji tiga kg membuat ia memberanikan diri meminta bantuan hingga ke Istana Presiden Jakarta.

"Kalau bisa mau ke dalam," katanya kepada sejumlah wartawan yang biasa meliput kegiatan Kepresidenan.

Ridho, tampak memiliki bekas luka bakar yang cukup luas di wajah, tangan dan kakinya meski tampak sudah dirawat dan kering, namun bekas luka bakar meninggalkan kerutan-kerutan di bekas luka secara permanen.

Saat ibunya diwawancarai, anak laki-laki itu menangis, entah bingung, kesakitan atau takut.

Susi mengaku kejadian yang menimpa dirinya serta anaknya itu terjadi 27 Maret 2010 di Kampung Mojo Kampung, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, saat hendak memasak sehingga Susi mengalami luka di bagian kakinya dan anaknya juga mengalami luka.

Ia sendiri selama beberapa hari ini berada di rumah salah satu kerabatnya di Tangerang untuk usahanya meminta bantuan sejumlah pihak atas pengobatan anaknya itu.
(G003/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010