Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta pada perdagangan sesi pagi Rabu melemah dan diduga kuat karena faktor intervensi Bank Indonesia yang menginginkan rupiah tetap pada kisaran 9.000 per dolar AS.

Hingga perdagangan sesi pertama berakhir, rupiah berada pada 9.050/9.060 per dolar AS, melemah 15 poin dibanding posisi penutupan hari sebelumnya 9.035/9.045.

Menurut Kepala Divisi Treasury PT OCBC NISP Suriyanto Chang, tekanan pasar terhadap rupiah diperkirakan hanya sementara dalam upaya menjauhkan posisinya dari 9.000 per dolar AS.

Rupiah kemungkinan akan kembali menguat karena kecenderungan pasar terhadap mata uang Indonesia masih positif, katanya.

Rupiah melemah karena Bank Indonesia (BI) masih intervensi dengan melepas cadangannya agar posisi rupiah lebih jauh dari batas psikologis 9.000 per dolar.

Ini kemungkinan antisipasi BI setelah melihat peluang rupiah untuk naik kembali besar, ujarnya.

Faktor positif yang akan mendorong rupiah, terutama aktifnya pelaku asing menukar dolar dengan rupiah untuk membeli saham.

Aktifnya pelaku asing bermain di pasar memicu indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menembus angka 3.000 poin.

Selain itu juga ada perkiraan bahwa suku bunga acuan (BI Rate) dalam beberapa bulan kedepan akan bergerak apabila laju inflasi meningkat, katanya.

"Kami optimis peluang rupiah untuk kembali menguat hingga mencapai angka 9.000 per dolar masih tinggi, hanya tinggal menunggu waktu saja, " ucapnya.

(H-CS/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010