Sanur (ANTARA News) - Ilmuwan biologi dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Jawa Tengah, mengatakan populasi salah satu ikan sungai yang dikenal dengan nama sili (Mastacembelidea Eel) terancam menurun.

"Oleh karena itu, diperlukan konservasi untuk penyelamatan agar tidak punah," kata Dr rer. nat. Windiarini Lestari, peneliti dari Fakultas Biologi Unversitas Jenderal Sudirman (Unsoed Purwokerto di arena pertemuan tahunan Association for Tripical and Conservation (ATBC) di Sanur, Bali, Rabu.

Ia mengatakan diperlukan budi daya agar populasi ikan sili ini tidak semakin menurun.

Pada pertemuan ATBC, 19-23 Juli 2010 yang diikuti sekitar 900 ilmuwan dalam negeri dan mancanegara itu, ia memaparkan tema "Ekologi dan Konservasi Mastacembelidea Eel berduri di Sungai Klawing, Jawa Tengah".

Ia menjelaskan ada satu spesies ikan sungai yang dikenal dengan nama lokal sili, diketahui sudah menurun populasinya. Dalam arti jumlah ikan tersebut sudah menurun, khususnya pada beberapa sungai di Banyumas dan Purbalingga, termasuk Sungai Serayu di Wonosobo, Jawa Tengah.

Dalam penelitian yang dilakukan sejak 2000 di Sungai Klawing, salah satu sungai di Kabupaten Purbalingga, diketahui bahwa tingkat keterancamannya cukup serius.

Berdasarkan data penelitian yang dilakukannya sejak tahun 2000-an, tidak pernah didapatkan dalam satu lokasi di sungai lebih dari 10 individu. "Jadi memang (jumlah yang bisa ditemkan) kecil sekali," katanya.

Ia memberi contoh di Sungai Klawing, paling banyak hanya bisa diperoleh tiga hingga empat ekor, itu pun untuk mendapatkan susah susah sekali, jadi ini memang harus segera mendapat perhatian khusus untuk diupayakan konservasi dengan budi daya, katanya menengaskan.

Menurut dia, membudidayakan ikan itu agar tidak punah, mestinya dilakukan oleh otoritas berwenang, seperti dinas perikanan di daerah setempat. "Balai penelitian perikanan memang ada, tapi belum mengarah ke ikan sungai, masih sebatas ikan-ikan konsumsi," katanya.

Ikan sili, selain ditangkap untuk konsumsi, juga dikenal sebagai ikan hias. Biasanya orang kalau mau pilih ikan hias itu kalau yang cantik dan bagus.

"Nah, salah satu ikan ini dijadikan ikan hias karena motifnya seperti batik berwarna coklat, dan diambil orang karena bentuknya seperti pita, itu diambil untuk dipelihara di aquarium," katanya.

Ketika ditanya apakan penurunan populasi ikan itu karena ditangkap untuk konsumsi atau kepentingan ikan hias, ia menjelaskan bahwa masyarakat menangkap ikan itu tanpa sengaja. Jika dapat, dijual ke pedagang ikan.
(A035/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010