Jakarta, 23/7 (ANTARA) - Klaten, 23 Juli 2010 - Untuk membebaskan Klaten dari masalah gizi, Sari Husada melakukan sosialisasi program Sadar Gizi Ibu dan Balita atau yang disingkat SAGITA melalui Rumah Srikandi yang berlokasi di Desa Kemudo, Klaten, Jawa Tengah, Jumat 23 Juli 2010. Program yang merupakan inisiatif bersama antara PT Sari Husada dan Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pemeliharaan dan perbaikan status gizi balita, peningkatan pengetahuan ibu tentang permasalahan gizi dan kesehatan serta pemberdayaan kader gizi lokal di Kabupatan Klaten, Jawa tengah.

     Progam SAGITA ini telah dilaksanakan di 5 desa di Klaten yakni Desa Kebondalem Kidul, Desa Randusari, Desa Rejoso, Desa Tambakan dan Desa Ngemplak Seneng. Data program SAGITA yang diperoleh diperoleh hasil yang cukup baik. Kegiatan yang telah dilaksanakan sejak Oktober 2009 ini mampu menurunkan angka gizi buruk sampai 45 % dari kasus sebelumnya (20 balita menjadi 11 balita) dan menurunkan gizi kurang sampai 26 % (195 balita menjadi 143 balita) dan membantu balita lainnya untuk tetap dalam status gizi baik dari 35 balita di awal program mencapai 94 balita di akhir program.

     Di Desa Kemudo terdapat 5 posyandu. Di daerah ini ada 7 balita BGM (Bawah Garis Merah), sehingga kurang lebih setiap posyandu terdapat 2 BGM. Penyebab BGM antara lain karena sakit flek, susah makan, dan rumah tangga miskin. BGM yang ada disana fisik klinisnya biasa tidak sampai marasmus/kwarshiorkor. Di sana terdapat rumah bersalin (Polindes) yang dibentuk oleh Dinkes yang dikelola oleh Bidan Tutik (kami sudah memberikan undangan ke sana dan insyaallah ibunya bisa datang). Jumlah kader gizi di Desa Kemudo sebanyak 27 orang.

     Potensi pangan yang ada disana berupa padi, palawija, sayuran, dan binatang ternak. Padi ditanam hanya pada waktu musim padi, setelah itu ditanam palawija (jagung, kacang tanah). Sayuran yang ditanam antara lain terong dan lombok, sayuran ada yang dikonsumsi sendiri dan selebihnya dijual langsung dalam keadaan mentah dan belum dilakukan pengolahan lebih lanjut. Binatang ternak yang ada di Desa Kemudo antara lain Lele (dijual mentah), Itik (dijual telur mentah, tidak dijadikan telur asin/ diolah dulu), Kelinci (dijual langsung dan ada yang dimasak rica-rica kelinci).

     Rumah Srikandi merupakan salah satu program CSR Sari Husada yang mempunyai tiga pilar dalam menjalankan aktivitasnya, yaitu peningkatan kualitas Kesehatan, Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi masyarakat. Saat ini Rumah Srikandi di Desa Kemudo baru menyentuh aspek Pendidikan Anak Usia Dini dan kegiatan posyandu. Untuk itu Sari Husada berinisiatif memasukan program Sagita ke dalam Rumah Srikandi sehingga diharapkan 3 pilar CSR tersebut dapat diterapkan ke dalam Rumah Srikandi Kemudo.

     Program SAGITA merupakan program pelayanan gizi masyarakat yang berorientasi pada pemeliharaan kesehatan dan gizi anak agar tetap normal dengan jalan membina, mendampingi dan melayani serta memanfaatkan potensi makanan lokal di bidang gizi masyarakat setempat, baik secara pembinaan rutin di suatu wilayah tertentu maupun edukasi gizi yang berpindah dari satu daerah ke daerah lainnya.

     SAGITA juga merupakan salah satu upaya membebaskan balita dari masalah gizi. Keberhasilan yang telah dicapai program SAGITA ini tidak hanya berhenti sampai disini. Namun demikian dirasa perlu dilanjutkan untuk ditularkan di wilayah lain tentunya dengan dukungan pemerintah sebagai lembaga pengayom masyarakat. Semoga upaya baik ini mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.

     Director Corporate Affairs and Legal Yeni Fatmawati mengatakan, Program SAGITA adalah wujud komitmen kami dalam mendukung pemerintah dalam mencapai target Pembangunan Milenium (MDGs) khususnya target nomor 1, 4 dan 5". "Kami bersyukur bahwa program yang digulirkan Rumah Srikandi ini mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat terutama bagi ibu-ibu yang memiliki balita,"

     "Nasib bangsa ini di masa yang akan datang sangat ditentukan oleh kualitas balitanya. Banyaknya balita yang menderita gizi buruk, gizi kurang dan segala permasalahan kesehatan lainnya, merupakan cikal bakal terjadinya Lost Generation. Karena itu, bertepatan dengan Hari Anak Nasional, 23 Juli 2010 ini mari bersama kita bebaskan balita dari masalah gizi," ungkap Yeni Fatmawati

     Direktur Keuangan PKPU Edi Nursantio dalam sambutannya mengatakan, "SAGITA merupakan program pemberdayaan masyarakat dalam pengentasan masalah gizi balita. Program SAGITA Srikandi akan dilakukan pendampingan selama 1 tahun dengan dengan berbagai rangkaian kegiatan seperti pelatihan kader posyandu, pemantauan status gizi, pemberian makanan tambahan berbasis potensi lokal dan tentu saja peningkatan pengetahuan ibu balita mengenai pola pemberian makanan dan pola asuh yang baik".

     Edi menambahkan bahwa permasalahan gizi bersumber dari 3F (Food, Fun dan Fulus). Food maksudnya tidak ada makanan maka akan terjadi malnutrisi, fun maksudnya terkadang dalam mengatasi permasalan gizi khususnya konsumsi pangan kita harus bisa kreatif menciptakan suasana makan dan menu yang menarik buat anak sehingga masalah keselitan makan pada anak tidak dijumpai lain. Sedangkan maksud fulus bahwa ekonomi juga berperan dalam terjadinya masalah gizi. Terkadang untuk menjangkau makanan mereka tidak mempunyai dana.

     "Posyandu pun yang diharapkan turut memberikan kontribusi pangan melalui PMT (pemberian makanan Tambahan) terkadang tidak mempunyai dana untuk itu. Oleh karena itu dengan adanya program SAGITA diharapkan posyandu yang selama ini kita bina bisa menjadi mandiri, mampu untuk mendanai kegiatannya sendiri," lanjutnya.

     "Diharapkan nantinya pada akhir program para kader yang terbentuk mampu untuk melakukan pemantauan status gizi balita sendiri dan tentu saja diperoleh berbagai menu sehat balita dengan memanfaatkan pngan local sehingga para balita dapat mengakses makanan yang bergizi dan murah. Untuk jangka waktu dekat ini, para kader SAGITA yang berjumlah 14 orang akan dilatih untuk dapat melakukan penilaian status gizi dan memonitoringnya," pungkas Edi Nursantio.

     Sementara itu Kepala Camat Prambanan mengungkapkan rasa syukurnya dan berterimakasih kepada PT Sari Husada dan PKPU atas kepedulian untuk bias membantu mengatasi masalah gizi di Kecamatan Prambanan khususnya di Desa Kemudo. "Dengan kebersamaan ini tentunya kita berharap balita-balita di Desa Kemudo bebas dari masalah gizi," ungkapnya.

     Acara ini dihadiri oleh Director Corporate Affairs and Legal Yeni Fatmawati, Direktur Keuangan PKPU Edi Nursantio, Kepala Camat Prambanan, Kepala Puskesmas Prambanan, Kepala Desa Kemudo, Perangkat Desa, Bidan Desa, tokoh masyarakat, tamu undangan serta 90 orang balita beserta ibunya.

     Untuk informasi lebih lanjut silakan menghubungi:1. Ignatius Ari Djoko Purnomo, Corporate Communication Manager PT Sarihusada (Hp. 08151657065) 2. Yulia Rimawati, Kordinator Layanan Gizi Masyarakat PKPU (Hp.08158854690)
3. Suripta, Kepala Cabang PKPU D.I Yogyakarta (081578600860)

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2010