Padang (ANTARA News) - Bermain merupakan kebutuhan dasar dan hak anak, jadi biarkanlah mereka menggunakan waktu bermainnya dengan baik demi keseimbangan perkembangannya.

Bermain bagi anak banyak manfaatnya, terutama untuk melatih keseimbangan antara kecerdasan otak dan kecerdasan emosionalnya, kata pengamat pendidikan dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Barat Prof Dr M Zaim MHum.

Zaim, terkait peringatan Hari Anak 2010, di Padang Jumat mengingatkan bahwa anak-anak khususnya di kota-kota besar justru cenderung tidak mendapatkan hak-haknya dengan baik seperti bermain.

"Minimnya waktu bermain mereka terjadi lebih karena orang tua cenderung mengeksploitasi anak dengan cara menjejali mereka dengan berbagai kursus dengan tujuan agar anak mereka menjadi pintar dan berprestasi," katanya.

Padahal, katanya lagi, anak-anak pintar tidak bisa diperoleh secara instan. Anak-anak berprestasi bisa diperoleh melalui proses sosialisasi di lingkungan, keluarga, teman-teman sebaya, dan sekolah.

Oleh karena itu, lanjut dia, pola pendidikan di Rumah Gadang (pola asuh Minangkabau dulu, red) memiliki banyak dampak positifnya.

"Misalnya, anak-anak bisa bersosialisasi dengan paman, bibi, adik atau kakak sepupunya. Sebab di Rumah Gadang memiliki banyak kamar dihuni oleh minimal tiga kepala keluarga," katanya.

Berbeda dengan pola "Rumah Inti" yang hanya dihuni sepasang suami isteri dan para anaknya, maka pola asuh anak dan cara anak bersosialisasi sangat minim.

Sosialisasi dengan pola Rumah Inti juga ada dampak positifnya yaitu anak bisa mandiri, tetapi kualitas sosialisasi anak dengan lingkungannya menjadi sangat minim.

"Kendati anak memang masih memerlukan bimbingan orang tua, namun demikian jangan lupa biarkan mereka menggunakan masa kecilnya dengan bermain," katanya.

(F011/Z003/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010