Denpasar, 25/7 (ANTARA) - Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menggelar debat Bahasa Inggris bagi mahasiswa sebagai upaya meningkatkan kemampuan penguasaan bahasa asing, dengan harapan mampu memenangkan persaingan yang sangat ketat pada era globalisasi.

"Lomba kemampuan berbahasa Inggris dalam Dies Natalis VII dan wisuda sarjana VIII lembaga pendidikan tinggi tersebut melibatkan 15 peserta," kata ketua panitia kegiatan tersebut Ni Ketut Dewi Yulianthi, SS, MHum di Denpasar, Minggu.

Persaingan yang sangat ketat diantara ke-15 peserta dari seluruh fakultas itu disaksikan oleh ratusan mahasiswa dan dosen, termasuk Pembantu Rektor I ISI Denpasar Drs I Ketut Murdana, MSi.

Perlombaan yang berlangsung sehari penuh pada Sabtu (24/7), tim juri menetapkan juara pertama I Gede Juliandika, mahasiswa dari Jurusan Fotografi, juara II Anak Agung Istri Karina M dari Jurusan Desain Komunikasi Visual, dan Juara III Ngurah Widnyana dari Jurusan Karawitan.

Lomba kemampuan berbahasa Inggris bagi mahasiswa ISI merupakan yang keempat kali, sesuai missi yang diemban lembaga pendidikan tinggi seni itu berbasis keunggulan lokal dengan standar internasional.

Oleh sebab itu ISI Denpasar menggelar kursus bahasa Inggris secara cuma-cuma kepada mahasiswa dan dosen.

Kemudahan yang diberikan oleh lembaga itu mendapat tanggapan positif di kalangan mahasiswa, yang dibuktikan dengan pesertanya lebih dari seratus orang, ujar Yulianthi.

Upaya yang dilakukan dalam kurun waktu dua tahun terakhir menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan, karena sejumlah mahasiswa maupun dosen mampu meraih juara dalam berbagai bidang prestasi di tingkat lokal, nasional maupun internasional.

Hal itu itu erat kaitan dengan kemampuan dalam penguasaan bahasa Inggris. Kemampuan berbahasa Inggris bagi dosen dan mahasiswa ISI itu sangat penting, mengingat lembaga pendidikan tinggi seni itu, masuk salah satu dari 11 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia yang ikut dalam program pertukaran mahasiswa-dosen antara Indonesia-Malaysia-Thailand.

Berkat kemampuan dalam bahasa asing dua mahasiswanya, masing-masing Ni Wayan Ari Suardiyanti dan Ni Made Arini Hanindharputri meraih "Grantee Arizona Batch" V 2009 beasiswa IELSP.

Mereka mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan bahasa Inggris dan kebudayaan selama enam bulan di sebuah universitas terkenal di Amerika Serikat.

Oleh sebab itu ISI lebih memanfaatkan peran dan fungsi laboratorium bahasa asing, guna meningkatkan kemampuan bahasa asing bagi mahasiswa dan dosen, ujar Dewi Yulianthi.(I006/M026)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010