Teheran (ANTARA News) - Iran menyatakan "sangat menyesalkan dan mengecam" sanksi keras baru Uni Eropa (UE) yang ditujukan menekan Teheran untuk melanjutkan perundingan program nuklirnya yang kontroversial, kata seorang juru bicara kementerian luar negeri, Selasa.

"Saksi-sanksi itu tidak akan membantu melanjutkan kembali perundingan-perundingan, dan tidak akan berpengaruh pada tujuan Iran untuk mempertahankan haknya yang sah dalam mencapai program nuklir untuk keperluan damai," kata Ramin Mehmanparast, seperti yang dikutip kantor berita IRNA dan AFP.

Dia mengatakan, mereka "tidak membantu untuk memajukan perundingan-perundingan."

Sanksi-sanksi baru Uni Eropa terhadap industri gas dan minyak penting Iran ditujukan untuk menghidupkan kembali perundingan yang macet antara Teheran dan enam negara kuat dunia, yakni Inggris, China, Prancis, Jerman, Rusia dan Amerika Serikat.

Tindakan hukuman itu termasuk larangan penjualan peralatan, teknologi dan jasa di sektor energi kepada Iran, yang diharapkan menghantam kegiatan pengolahan, gas alam cair, eksplorasi dan produksi, menurut para diplomat Uni Eropa.

Investasi-investasi baru di sektor energi juga dilarang.

Iran adalah negara produser minyak mentah terbesar keempat dunia, namun masih mengimpor 40 persen keperluan bahan bakarnya, karena kemampuan pengilangannya tidak cukup memenuhi kebuduhan dalam negeri.

Sektor perbankan Iran juga terpukul oleh larangan-larangan itu, memaksa suatu transaksi senilai 40.000 euro (52.000 dolar AS) yang akan disetujui oleh pemerintah Uni Eropa sebelum mereka lakukan.

Pertemuan tingkat tinggi terakhir antara Iran dan enam negara kuat dunia diselenggarakan pada Oktober 2009, ketika kedua pihak menyepakati pertukaran bahan bakar nuklir yang kemudian macet.

Negara-negara kuat Barat minta Iran menghentikan program pengayaan uraniumnya, khawatir bahwa Iran akan menggunakan bahan itu untuk membuat bom nuklir.

Teheran mengatakan, program atomnya adalah untuk kepentingan damai, yakni guna mencukupi kebutuhan energi rakyatnya.
(Uu.H-AK/A023/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010