Khartoum (ANTARA News/AFP) - Pasukan perdamaian PBB-Uni Afrika di Darfur, Selasa, membantah klaim resmi Rusia bahwa para pemberontak Sudan menahan satu helikopter Rusia.

Sebaliknya, pilot dilaporkan mendaratkan helikopter itu di lokasi yang berbeda dari rencana semula karena cuaca buruk.

Heli itu kemudian ditahan aparat keamanan sampai ada kepastian soal status pesawat tersebut.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia menyebutkan, para pemberontak yang tak diungkapkan identitasnya di Darfur telah menyita satu helikopter Rusia yang bekerja atas kontrak PBB.

"Kemarin (Senin), para pemberontak menahan heli milik perusahaan UTair Rusia yang membawa empat kru Rusia dan lima penumpang yang seluruhnya berkewarganegaraan Sudan," kata Kemenlu Rusia.

Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu dan kondisi heli tidak mengalami kerusakan, kata pernyataan Kemenlu Rusia itu.

Bertolak belakang dengan klaim resmi Moskow itu, Juru Bicara misi PBB-Uni Afrika di Darfur (UNAMID), Kemal Saiki, membantah laporan tentang penangkapan heli Rusia oleh para pemberontak Sudan tersebut.

"Heli itu direncanakan mendarat di satu tempat tapi karena cuaca buruk daerah itu tidak praktis untuk didarati."

"Lalu, pilot mendarat di lokasi berlumpur. Jadi, dia memutuskan pendaratan di daerah yang berbeda," kata Saiki.

Pejabat Kedubes Rusia di Khartoum, Yuri Vidakas, membenarkan adanya kemungkinan kekeliruan pilot dalam menentukan lokasi pendaratan.

"Menurut petunjuk sementara, ada kemungkinan kekeliruan pilot, dan heli mendarat di tempat yang salah," katanya.

Darfur terus didera perang saudara sejak 2003. Menurut PBB, sedikitnya 300 ribu orang tewas dan 2,7 juta warga lainnya terpaksa mengungsi.

Berbeda dengan PBB, Pemerintah Sudan menyebutkan jumlah korban tewas konflik Darfur hanya mencapai 10 ribu orang. (R013/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010