Bogor (ANTARA News) - Satuan Reskrim Polres Kota Bogor membentuk tim khusus memburu enam pelaku penculikan Warga Negara Asing (WNA) asal Korea, SHS (33) yang diculik Rabu (21/7) lalu di depan Plaza Ekalokasari Jalan Siliwangi, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

Penculik meminta tebusan Rp200 juta, namun uang tebusan berhasil diselamatkan. "Kita membentuk dua tim, dibawah pimpinan saya langsung. Kita bergerak para pelaku," kata Kasatreskrim Polres Kota Bogor, AKP Indra Gunawan, Rabu.

Indra mengatakan, tim tersebut terdiri atas 10 orang, masing-masing tim berjumlah lima orang. Tim bergerak didua wilayah yakni Bogor dan Jakarta.

"Kita mendapatkan informasi keberadaan pelaku berpencar-pencar, ada yang di Bogor dan ada juga yang lari ke Jakarta," ungkapnya.

Indra mengakui bahwa ia telah memiliki ciri-ciri pelaku, indentitas para pelaku dan sudah melacak nomor telepon milik pelaku dan nomor rekening yang digunakan pelaku. Salah satu dari pelaku, juga ada yang terlibat dalam penculikan seorang pelajar di Jakarta beberapa waktu lalu.

SHS adalah WNA Korea yang menikah dengan RH warga Tajur, Kampung Anyar RT 03/02, Muarasari, Bogor Selatan. Pasangan suami istri tercatat sebagai warga Jalan Mewek, RT 04/01 Desa Mewek, Kecamatan Kalimana, Kabupaten Purbalingga, keduanya tengah berlibur ke Bogor.

Peristiwa penculikan SHS terjadi sekitar pukul 21:30 WIB usai pulang nonton di Plaza Ekalokasari. Korban sempat disandera selama 12 jam lebih, sampai akhirnya korban dilepaskan oleh pelaku setelah istri korban mengirimkan uang tebusan senilai Rp200 juta.

"Tapi pengiriman uang berhasil kita gagalkan sebelum sampai ke rekening pelaku. Uang selamat dan korban juga selamat," kata Indra.

Para pelaku yang mengaku dari lembaga inteligen tidak hanya menculik dan meminta tebusan, tapi juga menganiaya korban hingga akhirnya menjalani perawatan di RS Azra. Korban mengalami trauma dan luka pada bagian wajahnya.

"Saat ini korban dan istrinya sudah diperbolehkan pulang, sekarang keduanya sudah berada di Jakarta dan akan segera kembali ke Purbalingga," sebutnya.
(KR-LR/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010