Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) menggelar pertemuan sosialisasi investasi di Beirut, Lebanon, pada 28-29 Juli 2010.

Dalam siaran pers KBRI Lebanon yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu, disebutkan, acara sosialisasi yang mengundang 20 diplomat bidang ekonomi pada Perwakilan RI di negara-negara Afrika dan Timur Tengah tersebut digelar untuk menyebarluaskan informasi kebijakan pemerintah di bidang penanaman modal.

"Sosialisasi bertujuan sebagai sarana untuk memberikan pemahaman komprehensif kepada pejabat pelaksana fungsi ekonomi Indonesia di Afrika dan Timteng tentang kebijakan investasi," kata Kuasa Usaha ad Interim (KUAI) KBRI Beirut RA Arief pada acara pembukaan sosialisasi di Hotel Rotana, Beirut.

Sosialisasi investasi dua hari tersebut menghadirkan pembicara dari berbagai instansi termasuk BKPM, Kemlu, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kembudpar), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Anggota DPR RI Komisi VI.

Selain menerima pemaparan para narasumber tentang berbagai kebijakan baru dan proyek investasi yang siap ditawarkan kepada pihak asing, peserta juga berkesempatan menyampaikan aneka pengalaman, profil dan peluang negara akreditasi masing-masing bagi kepentingan Indonesia.

"Di bidang investasi, terdapat dua 'trend' di kawasan Timteng dan Afrika, yaitu negara sebagai sumber investasi dan negara sebagai target investasi pengusaha Indonesia," kata Direktur Deregulasi Penanaman Modal BKPM Indra Darmawan.

Berdasar masukan peserta, Indra menyebut Qatar, Kuwait dan Arab Saudi merupakan contoh yang perlu digarap maksimal, sedangkan beberapa negara Afrika juga memberikan peluang besar sebagai target investasi BUMN Indonesia di bidang teknologi informasi, pertambangan, dan pertanian.

Pembicara lainnya, Direktur Perencanaan Sarana Prasarana BKPM Muhammad Husein, juga menjelaskan bahwa pemerintah telah melakukan berbagai upaya deregulasi di bidang perpajakan, kepabeanan, dan kelistrikan.

"Upaya pemerintah untuk membentuk Kawasan Ekonomi Khusus serta menetapkan Daftar Negatif Investasi baru yang lebih terbuka, diyakini dapat mendukung upaya perwakilan RI di luar negeri untuk meningkatkan arus investasi asing ke Indonesia," katanya.

Di akhir acara, para peserta merumuskan 19 butir rekomendasi untuk disampaikan kepada pihak-pihak terkait.

"Rekomendasi kami tidak terbatas bagi peningkatan investasi asing dari kawasan Afrika dan Timur Tengah ke Indonesia, tetapi juga sebagai upaya meningkatkan perdagangan, pariwisata dari kawasan ini bagi peningkatan ekonomi nasional," kata Sekretaris Ditjen Asia Pasifik dan Afrika Kemlu Kenssy D Ekaningsih.

Hal senada juga tercermin dalam rekomendasi para peserta yang menyatakan agar kegiatan promosi terpadu di bidang Tourism, Trade, Investment,  and Employment (TTIE) di Afrika dan Timteng dapat lebih dioptimalkan melalui pameran ekonomi, investasi, perdagangan dan pariwisata serta pagelaran misi seni dan budaya dengan melibatkan partisipasi aktif pengusaha Indonesia.

Rekomendasi lainnya juga menitikberatkan pada perlunya peningkatan koordinasi antar instansi terkait, peningkatan daya saing Indonesia dan maksimalisasi dukungan instansi dalam negeri untuk memfasilitasi investor asing.

Peserta sosialisasi berharap  kegiatan serupa dapat dilaksanakan kembali tahun depan dengan mengikutsertakan pengusaha dan investor potensial, baik dari Indonesia maupun dari negara tuan rumah sosialisasi.

Atas usulan dari KBRI Rabat dan dukungan para peserta sosialisasi, kegiatan serupa diharapkan dapat dilaksanakan di Maroko pada tahun 2011 mendatang.(*)
(R009/AR09/Brt)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010